Senin, 23 Desember 2019

INI BEDA SINTERKLAS DAN SANTA KLAUS


SELAIN pohon, kandang dan lonceng natal, perayaan natal juga biasanya diidentikkan dengan kehadiran sosok orang tua gendut berjanggut putih lebat dan berpakaian merah dengan mengendarai kereta rusa sambil berteriak, “Ho.. ho.., ho....!” Yah, bagi orang kristiani, bahkan yang non kristen, tentu sudah tak asing lagi dengan sosok ini. Dialah Santa Claus atau juga yang biasa dipanggil Sinterklass.
Di beberapa daerah, sosok tokoh ini sering hadir di mall-mall sebagai daya tarik. Banyak anak-anak akan senang berfoto-ria dengan tokoh gendut ini, selain kerinduan menerima hadiah. Memang umat islam tentu akan berusaha menghindari anak-anaknya untuk tidak bersentuhan dengannya, karena adanya ajaran haram dari agamanya.
Pada umumnya orang menyamakan saja kedua nama ini, Santa Klaus dan Sinterklas. Kebanyakan orang sering melihat itu sebagai “satu sosok dengan dua nama berbeda”. Padahal sebenarnya keduanya tidak sama. Antara Santa Claus dan Sinterklass terdapat sedikit perbedaan.

Santa Claus adalah sosok yang tinggal di Kutub Utara, sementara Sinterklass merupakan tokoh dongeng Belanda yang dikisahkan tinggal di sebuah Kastil di Spanyol. Kesamaan keduanya adalah bahwa keduanya suka memberi hadiah kepada anak-anak yang sepanjang tahun menunjukkan kepribadian baik. Jadi, hadiah itu semacam reward karena sudah menjadi anak baik.
Selain soal lokasi tinggal, ada perbedaan dalam hal memberi hadiah. Santa Claus ingin agar anak-anak meninggalkan kue untuk ditukarkan dengan hadiahnya. Sementara Sinterklass ingin supaya anak-anak menaruh rumput di sepatu untuk rusanya. Nah, rumput itu nantinya akan ditukar dengan hadiah natal. Ada kesan asas do ut des. Namun bukan untuk asas itu proses take and give ini dilakukan. Di sini ada nilai yang hendak ditanam dalam diri anak, yaitu agar anak juga bersedia memberi; jangan hanya suka menerima dan menerima saja tanpa pernah mau memberi.
Selain itu, ada juga perbedaan dalam perlakukan kedua sosok legenda ini kepada anak-anak yang nakal. Terhadap anak-anak yang nakal, Santa Klaus akan memberi batu arang sebagai ganti hadiah. Jadi, Santa Claus akan mengambil kue yang diletakkan anak-anak dan menggantikannya dengan batu arang. Dari sini anak sadar bahwa selama setahun yang lewat perlakuan buruknya lebih banyak. Lain dengan Sinterklass. Sinterklass mempunyai seorang pengikut yang bertugas sebagai tukang hukum. Anak yang nakal tidak akan mendapat hadiah. Mereka akan dimasukkan ke dalam karung oleh pengikut Sinterklass yang dikenal dengan nama Piet Hitam.
Untuk pasar Indonesia, kehadiran Sinterklass lebih populer daripada Santa Klauss. Mungkin efek hukuman langsung dirasakan sebagai penyebab popularitas Sinterklass. Selain itu, setelah menerima hukuman, umumnya anak tetap diberikan hadiah.
oleh: adrian, diolah kembali dari tulisan 6 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar