Jumat, 04 Oktober 2019

SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP ORANG KAFIR


Orang Kristen di mata umat islam adalah orang kafir karena iman kepercayaan mereka pada Yesus Kristus dan juga iman akan Allah Tritunggal. Namun, tak sedikit juga umat islam memandang orang Kristen sebagai kaum ahlul kitab. Pandangan mana yang benar? Dan dari mana dasar dua pandangan tersebut? Lalu bagaimana pandangan umat islam terhadap umat beragama lainnya? Apakah mereka juga masuk golongan kaum kafir?
Sangat menarik kalau kita membaca postingan Lina AR Nasution di media sosial facebook. Dengan menggunakan pendasaran Al-Qur’an, saudara Lina memaparkan sikap umat islam terhadap orang kafir. Pada intinya adalah umat islam dilarang berelasi denga orang kafir.
1.    Al-Quran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin
QS Ali ‘Imraan: 28, “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung), dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).”
QS An-Nisaa’: 144, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?”
QS Al-Maaidah: 57, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik)). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman
2.    Al-Quran melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin walau kerabat keluarga sendiri.

QS At-Taubah: 23, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
QS Al-Mujaadilah: 22, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”
3.    Al-Quran melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia
QS Ali ‘Imran: 118, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
QS At-Taubah: 16, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
4.    Al-Quran melarang saling menolong dengan kafir
QS Al-Qashash: 86, “Dan kamu tidak pernah mengharapkan agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.”
QS Al-Mumtahanah: 13, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.”
5.    Al-Quran melarang menaati orang kafir
QS Ali ‘Imran: 149 – 150, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah-lah pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik penolong.”
6.    Al-Quran melarang beri peluang kepada orang kafir
QS An-Nisaa’: 141, “…, dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”
7.    Al-Quran menilai bahwa umat muslim yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah munafiq
QS An-Nisaa’: 138 – 139, “Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
8.    Al-Quran menilai bahwa umat muslim yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah Zalim
QS Al-Ma’idah: 51, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang ZALIM.”
9.    Al-Quran menilai bahwa umat muslim yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah fasig
QS Al-Ma’idah: 80 – 81, “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ.
10. Al-Quran menilai bahwa umat muslim yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah sesat
QS Al-Mumtahanah: 1, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-banr keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus.
11. Al-Quran mengancam azab bagi yang jadikan kafir sebagai pemimpin/teman setia
QS Al-Mujaadilah: 14 – 15, “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.”
12. Al-Quran mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir
QS Al-Mamtahana: 5, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
DEMIKIANLAH 12 poin yang menjadi pendasaran sikap orang islam terhadap orang kafir. Duabelas poin ini merupakan perintah Allah, bukan nabi, karena Al-Qur’an merupakan sabda Allah yang langsung turun dari sorga.
Setelah memahami bagaimana umat islam menyikapi umat kafir, rasanya sangat mustahil terwujudnya toleransi antar umat beragama dengan umat islam. Sebab salah satu dasar terwujudnya toleransi adalah kesamaan kedudukan dan adanya sikap saling menghargai. Dari uraian di atas terlihat begitu jelas bahwa di mata umat islam, orang kafir berkedudukan lebih rendah. Tidak ada sikap menghargai perbedaan dalam diri orang islam. Di samping itu, Tuhan juga sudah melarang umat-Nya untuk bergaul dengan orang kafir. Kalau sudah begini, bagaimana bisa terwujud toleransi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar