Sabtu, 23 Februari 2019

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA VII, THN C

Renungan Hari Minggu Biasa VII, Thn C
Injil    Luk 6: 27 – 39
Bacaan liturgi hari ini sangat menarik, karena dapat dijadikan satu kesatuan. Inti pesannya adalah agar kita menjadi manusia rohani. Hal inilah yang disampaikan Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus. Rasul Paulus sadar bahwa kita manusia awalnya adalah jasmani atau alamiah (ay. 46, 47). Akan tetapi, hendaklah kita tidak tinggal dalam kejasmanian kita saja, tidak dikendalikan oleh kelemahan alamiah kita, melaiankan berubah menjadi manusia rohani. Dapat dipahami manusia rohani berarti manusia yang dapat mengendalikan kelemahan jasmaninya, atau menjadi tuan  atas kealamiahan jasmaninya.
Apa yang disampaikan Rasul Paulus merupakan penjabaran lain dari apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus memberikan beberapa contoh manusia rohani, manusia yang mengalahkan kelemahan jasmaninya. Manusia rohani itu terlihat pada berbuat baik kepada orang yang membenci (ay. 27), berdoa bagi mereka yang mencaci (ay. 28), murah hati (ay. 36), tidak suka menghakimi orang lain (ay. 37), dll. Apa yang disampaikan Tuhan Yesus memang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilaksanakan. Namun bukan lantas berarti tidak ada yang pernah melakukannya. Yesus sendiri sudah melakukan apa yang diajarkan-Nya itu.
Selain Yesus, Daud juga sudah pernah melakukan atau mempraktekkan sebagai manusia rohani. Inilah yang ditampilkan dalam bacaan pertama. Raja Saul mempunyai rencana jahat, yaitu hendak membunuh Daud. Sekalipun ada kesempatan untuk menyingkirkan Raja Saul, namun Daud sama sekali tidak menggunakannya. Daud menunjukkan kasihnya kepada Saul.
Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk tidak tetap tinggal dalam kealamiahan jasmani kita, melainkan berubah menjadi manusia rohani. Kita diminta untuk senantiasa berbuat baik kepada siapa saja, bahkan kepada mereka yang membenci, memusuhi atau juga yang pernah menyakiti kita. Adalah wajar apabila kita membalas kejahatan dengan kejahatan. Itulah kealamiahan jasmani kita. Akan tetapi Tuhan ingin hal itu ditinggalkan. Kita harus menjadi TUAN atas kejasmanian kita dengan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.
Pinang, 22 Feb 2019
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar