Senin, 07 Januari 2019

PAUS FRANSISKUS: MASA PENDERITAAN ADALAH ANUGERAH DARI TUHAN


Tuhan mengirim penghiburan kepada mereka yang membutuhkan penghiburan, bahkan ketika mereka menghadapi kematian, demikian ungkap Paus Fransiskus. Sama seperti para martir Kristen awal, yang bernyanyi ketika mereka berbaris menuju kematian mereka di Colosseum, para martir sekarang masih memberikan kesaksian yang sama tentang sukacita yang sama di tengah-tengah penderitaan, kata Paus Fransiskus dalam homilinya dalam misa pagi di Domus Sancta Martha, 11 Desember 2018.
“Saya ingat pekerja Koptik yang baik yang dibantai di pantai Libya. Mereka meninggal dan berseru ‘Yesus, Yesus!’ Ada hiburan, sukacita di saat kematian,” ungkap Paus Fransiskus
Dalam homilinya, Paus Fransiskus merefleksikan bacaan hari itu dari nabi Yesaya, dimana Allah mengirimkan utusan-Nya untuk memberi penghiburan kepada umat-Nya dan berbicara dengan lembut kepada Yerusalem. Kelembutan itu, jelas Paus Fransiskus, adalah bahasa yang tidak diketahui oleh para nabi akhir zaman.
“Itu adalah sebuah kata yang menghapus semua keburukan yang menjauhkan kita dari Tuhan: sifat buruk para imam, sifat buruk beberapa orang Kristen yang tidak mau berbuat sesuatu, yang suam-suam kuku. Mereka takut kelembutan,” kata Paus Fransiskus.
Namun, kelembutan adalah cara paling tepat yang Tuhan gunakan untuk menghibur umat-Nya, seperti seorang gembala yang memanggul seekor domba atau seorang ibu yang menghibur anaknya, pungkas Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus menyerukan kepada umat kristiani untuk mempersiapkan natal dengan berdoa memohon penghiburan Tuhan, terutama pada masa penderitaan, “karena itu adalah hadiah dari Tuhan.” Tuhan, papar Paus Fransiskus, “ada di depan pintu. Dia mengetuk agar kita bisa membuka hati kita dan membiarkan diri kita terhibur dan merasa damai. Dan dia melakukannya dengan lembut: dia mengetuk dengan belaian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar