Kebanyakan orangtua berpikir bahwa mendidik anak baru
dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Hal ini disebabkan karena salah
soal konsep anak dan mendidik. Mereka kira anak usia 0 tahun tidak tahu
apa-apa, dan mendidik itu seperti mengajar. Di sini terlihat adanya budaya
instan, mendidik langsung bisa dapat hasilnya. Karena anak belum bisa mengerti,
pastilah apa yang disampaikan tidak langsung terlihat hasilnya.
Padahal mendidik anak itu harus sudah dimulai sejak
anak masih bayi. Bahkan bila perlu mendidiknya sejak masih dalam rahim. Sudah
terbukti bahwa janin usia 18 – 20 minggu sudah bisa mendengar dengan baik.
Karena itu, usahakan untuk selalu memperdengarkan suara-suara positip, entah
itu irama musik atau juga komunikasi.
Ada sebuah cerita menarik dari seorang ibu. Ketika
anaknya yang masih bayi rewel, anak itu akan tenang ketika mendengarkan lagu
gregorian dan lagu rohani. Di gereja juga, ketika mendengarkan lagu gregorian,
anak itu akan tenang mendengarkan. Hal ini dia kaitkan dengan kebiasaannya
mendengarkan lagu gregorian (kebetulan ibu ini anggota koor) dan lagu rohani
waktu hamil. Sambil mengerjakan urusan rumah tangga, dia selalu menyetel musik
rohani. Dan ternyata anak di dalam rahimnya ikut menikmati.
Oleh karena itu, komunikasi suami istri hendaknya
dijaga. Jangan sampai terjadi pertengkaran ketika anak masih dalam rahim.
Usahakan membina komunikasi yang harmonis. Tak salah juga jika suami dan/atau
juga istri meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan janin. Selain itu,
kebiasaan buruk seperti merokok, harus dijauhkan dari janin. Bawalah janin ikut
ke gereja atau doa komunitas.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar