Jumat, 29 Juni 2018

PAUS FRANSISKUS: GOSIP HANCURKAN KARYA ALLAH


Dalam sambutan audiensi mingguan di Lapangan St. Petrus di Vatikan pada 6 Juni lalu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa perdamaian adalah sebuah karunia yang bisa dengan mudah dihancurkan oleh gosip dan ucapan buruk terhadap sesama. “Gosip bukan merupakan sebuah karya Roh Kudus, bukan sebuah karya persatuan Gereja. Gosip menghancurkan karya Allah. Mohon berhenti bergosip,” ujar Paus Fransiskus.
Meneruskan rangkaian pembicaraan tentang penguatan, Paus Fransiskus berbicara tentang karunia Roh Kudus yang diterima oleh umat kristiani dalam sakramen. Ketika seseorang diurapi minyak, karunia itu “merasuk ke dalam diri kita dan berbuah sehingga kita bisa kemudian memberikan karunia ini kepada sesama,” jelasnya. Karunia bukan untuk disimpan “seolah-olah jiwa itu seperti gudang penyimpanan."
Meskipun biasanya uskup – penerus para rasul dan penjamin persatuan Gereja – yang memberikan Sakramen Penguatan kepada seseorang, ia juga berperan seperti umat kristiani dalam mewartakan cinta kasih. “Sebagian orang mungkin berpikir bahwa di dalam Gereja ada tuan – Paus Uskup, imam – dan kemudian pelayan lainnya,” kata Paus Fransiskus. “Tidak. Gereja selalu berarti setiap orang. Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk saling menguduskan, saling peduli. Gereja itu ‘kita’. Setiap orang punya tugas di dalam Gereja, tetapi kita semua adalah Gereja.”
Saat Sakramen Penguatan, lanjut Paus Fransiskus, uskup mengatakan kepada penerima sakramen itu, “Damai besertamu,” yang merupakan “sebuah gestur yang mengungkapkan persekutuan Gereja dengan uskup dan dengan semua umat beriman.” Namun karunia bisa hilang jika umat kristiani mulai menyampaikan hal-hal buruk satu sama lain setelah mereka mengikuti misa.
“Gosip itu perang,” ungkap Paus Fransiskus. “Kasihan Roh Kudus! (Bayangkan) karya-Nya bersama kita dengan kebiasaan bergosip kita.”
Karena itu, Paus Fransiskus mendesak umat beriman agar mewartakan Injil melalui perbuatan dan perkataan “yang memperbaiki akhlak dan bukan melalui gosip yang menghancurkan.” Seperti perumpamaan tentang talenta, karunia Roh Kudus merupakan sebuah benih yang berbuah jika dibagikan kepada sesama dan tidak berbuah “jika dikubur karena rasa egois.”
“Jika kita memiliki benih itu, bukan berarti benih itu kita simpan rapat-rapat. Benih itu untuk ditabur. Semua kehidupan harus ditabur agar berbuah dan berkembang-biak. Kita harus memberikan kembali karunia Roh Kudus kepada komunitas,” pungkas Paus Fransiskus.
sumber: UCAN Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar