Senin, 15 Januari 2018

MORAL PERNIKAHAN KATOLIK

Ketika dihadapkan pada pilihan: keluarga miskin tapi bahagia dan keluarga kaya tapi sengsara, pasti pilihan pertama yang dipilih. Hidup rukun dan bahagia menjadi cita-cita setiap orang ketika mau membangun rumah tangga. Ternyata cita-cita itu sejalan juga dengan kehendak Allah. Agar manusia bisa mencapai cita-citanya, maka dibutuhkan pedoman yang harus diikuti. Pedoman itu adalah ajaran moral
Secara sederhana moral dipahami sebagai pedoman yang mengatur hidup menjadi “baik”. Moral membuat orang melakukan apa yang baik dan menghindari apa yang tidak baik. Terkait dengan pernikahan katolik, moral menghantar pasangan suami istri menuju hidup rumah tangga yang rukun dan bahagia sesuai ajaran Gereja Katolik. Sumbernya Kitab Suci, ajaran Gereja, pengalaman & penalaran serta ilmu pengetahuan.
Ajaran Kitab Suci yang jadi pedoman bagi hidup rumah tangga adalah kasih Kristus menjadi dasar hidup suami istri (Ef 5: 22 – 32). Ketika ada konflik dalam keluarga Kitab Suci menasehati untuk saling memaafkan. Paulus berkata, “Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu, dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.” (Ef 4: 26 – 27). Kitab Suci juga mengajarkan kesetiaan. Rm. Catur menulis, “Relasi suami istri yang menjemukan, kehidupan perkawinan dan keluarga yang penuh penderitaan dan kesulitan bisa dipertahankan dan bahkan dibalik menjadi sumber kebahagiaan bilamana suami dan istri saling setia....”
Kitab suci juga mengajarkan kita untuk hidup penuh syukur. Hal ini dapat membuat orang tidak menderita oleh keinginan dan hawa nafsu.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar