Renungan
Hari Minggu Biasa XII, Thn A/I
Bac
I Yer 20: 10 – 13;
Bac II Rom 5: 12 – 15;
Injil Mat10: 26 – 33;
Sabda Tuhan hari ini mengajak
kita untuk tidak takut. Nabi Yeremia, dalam bacaan pertama, pertama-tama
mengungkapkan rencana busuk lawan-lawannya yang tak suka akan pewartaannya.
Berhadapan dengan situasi tersebut, secara manusiawi pasti akan merasa takut
atau gentar. Akan tetapi, Yeremia sama sekali tidak merasakan ketakutan. Dasarnya
adalah “Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah.” (ay. 11). Karena itulah,
Yeremia, mengatas-namakan orang-orang tertindas, berseru “Pujilah Tuhan! Sebab
Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat
jahat.” (ay. 13).
Paulus, dalam bacaan kedua
juga, secara implisit menyerukan ajakan untuk tidak perlu takut, khususnya
terkait dengan dosa yang membawa maut. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma,
Paulus awalnya menjelaskan tentang dosa yang masuk ke dunia oleh satu orang
(ay. 12), yang menyebabkan “semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut. ”
(ay. 15). Akan tetapi, Paulus juga menegaskan bahwa umat tak perlu merasa
takut, karena Allah telah membebaskan manusia dari kuasa maut itu lewat satu
orang, yaitu Yesus Kristus.
Dalam Injil, Yesus dengan
tegas menyuarakan “janganlah kamu takut. ”
(ay. 26). Seruan jangan takut ini dikaitkan dengan ajakan untuk menyuarakan
kebenaran; tak jauh berbeda dengan misi Nabi Yeremia yang diminta untuk
mewartakan pesan Allah. Kebenaran yang dimaksud Tuhan Yesus, yang harus
diwartakan, adalah supaya orang mengakui Yesus Kristus. Mengakui di sini
berarti juga percaya atau beriman pada-Nya.
Sabda Tuhan hari ini
pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa sebagai orang kristen, kita mempunyai
misi mewartakan kebenaran, yaitu betapa besar kasih Allah akan manusia ini
sehingga Ia mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk menyelamatkannya. Keselamatan
itu ada pada Yesus Kristus. Orang yang percaya pasti selamat. Pastilah karena
pewartaan ini orang kristen akan mendapat tantangan.
Mereka akan diejek, dimusuhi bahkan dianiaya dan dibunuh. Untuk itulah, melalui
sabda-Nya ini, Tuhan meneguhkan kita untuk tidak merasa gentar. Teruslah mewarta.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar