Renungan
Hari Senin Biasa XXXIII, Thn B/I
Bacaan pertama hari ini
diambil dari kitab Makabe yang pertama. Di sini dikisahkan bahwa ada banyak
orang Israel yang murtad, meninggalkan Allahnya dan beralih kepada allah lain. Ada
banyak alasan kenapa mereka meninggalkan Allah Israel. Salah satunya adalah
takut mengalami penderitaan. Hal ini dikarenakan orang-orang yang percaya kepada allah lain mengalami sukacita, tidak mengalami aniaya dan siksa. Akan tetapi, tidak sedikit juga orang Israel yang
tetap setia. Mereka menetapkan hatinya pada Allah. “Lebih sukalah mereka mati
daripada menodai dirinya...” (ay. 63). Artinya, mereka siap menderita demi
cinta dan kesetiaannya kepada Allah Israel, yang telah lebih dahulu mencintai
mereka.
Sikap menetapkan hati kepada
Tuhan ditampakkan dalam diri orang buta yang duduk di pinggiran jalan dan
mengemis. Inilah yang ditampilkan dalam Injil hari ini. Ketika orang buta tahu
bahwa yang lewat itu adalah Tuhan Yesus, maka segera ia berseru, “Yesus, Anak
Daud, kasihanilah aku!” (ay. 38). Sekalipun orang banyak menegor dan
menghalanginya, ia tetap berteriak. Inilah keteguhan hatinya. Ia sadar bahwa
pada Tuhan Yesus ada harapannya. Dan itulah yang terjadi. Ia mendapatkan
harapannya.
Beriman menuntut keteguhan
hati. Meski badai dan tantangan senantiasa silih berganti, hendaklah iman tidak tergoyahkan. Inilah yang hendak disampaikan Tuhan lewat sabda-Nya. Dalam hidup, iman kita terkadang bersentuhan dengan kepentingan-kepentingan. Ada orang, yang demi naik pangkat, terpaksa meninggalkan imannya. Ada juga yang meninggalkan iman karena pernikahan. Tuhan tidak
ingin kita menggadaikan iman hanya demi kesenangan diri, sebagaimana yang
dilakukan sebagian orang Israel yang meninggalkan Allah demi mencari kenyamanan
diri. Hendaklah kita meniru keteguhan hati si pengemis buta.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar