Senin, 07 September 2015

Renungan Hari Senin Biasa XXIII - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XXIII, Thn B/I
Bac I  Kol 1: 24 – 2: 3; Injil                 Luk 6: 6 – 11;

Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, yang menjadi bacaan pertama hari ini, terlihat jelas kalau Paulus mengalami penderitaan karena pelayanannya kepada umat. Akan tetapi, sekalipun menderita, Paulus tetap bersukacita. Paulus tak peduli apakah orang mengenal dirinya atau tidak, yang penting umat dapat “mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus.” (ay. 2). Pada Kristus terdapat “segala harta hikmat dan pengetahuan.” (ay. 3). Inilah yang utama, karena hikmat dan pengetahuan itu mendatangkan keselamatan.
Berbeda dengan Paulus, para ahli Taurat dan orang Farisi tidak dapat menemukan hikmat dan pengetahuan itu. Dalam Injil diceritakan konflik antara Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat. Pangkal persoalannya adalah tindakan Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh pada hari sabat. Orang Farisi dan ahli Taurat masih setia pada aturan yang bagi Tuhan Yesus menghalangi orang untuk menikmati keselamatan. Karena itulah Tuhan Yesus menantang mereka dengan bertanya, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat: berbuat baik atau berbuat jahat; menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” (ay.  9).
Peraturan dibuat untuk menciptakan keteraturan. Akan tetapi, peraturan itu dibuat untuk mengabdi pada manusia. Ada banyak ruang dan nilai dalam sebuah peraturan. Jika peraturan hanya dilakukan sebatas aturan saja, maka manusia tak ubahnya menjadi robot. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk tidak kaku terhadap peraturan, tetapi senantiasa mencari hikmat dan pengetahuan-Nya. Dan setelah kita menemukannya, hendaklah kita mau membagikannya kepada sesama kita. Artinya, kita diminta untuk membawa keselamatan bagi orang lain.***

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar