Renungan
Hati Tersuci SP Maria, Thn B/I
Bac
I 2Kor 5: 14 – 21; Injil Mat 5: 33 – 37;
Kemarin kita merayakan Hati Yesus Mahakudus. Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk memperingati Hati Tersuci Santa Perawan Maria. Bacaan-bacaan liturgi hari ini memang sama sekali tidak ada kaitan langsung dengan topik peringatan kita. Namun kita dapat menemukan di sana nilai kesucian hati Bunda Maria. Kesucian hati Maria dapat terlihat dari jawaban “ya” Maria atas tawaran Allah. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Di sini ada kejujuran dalam hatinya. Inilah yang dikehendaki Tuhan Yesus dalam Injil.
Kesucian
hati Maria tidak dapat dipisahkan dari puteranya, Tuhan Yesus. Tuhan Yesuslah
yang membuat hati bunda-Nya menjadi suci. Paulus, dalam suratnya yang kedua kepada
jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan pertama hari ini, mengatakan bahwa “Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” (ay. 15).
Apa yang diungkapkan Paulus ini dapat mengacu pada Maria. Dengan menjawab “ya”
atas tawaran Allah, Maria tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan
untuk Dia dan untuk umat manusia.
Dari
sabda Tuhan hari ini kita dapat mengetahui bahwa kesucian hati Bunda Maria
dapat dilihat dari kejujuran hati dan kesediaannya untuk hidup bagi Tuhan dan orang
lain. Secara sederhata dapat dikatakan, hati Maria suci karena ia dengan jujur mau
hidup untuk kepentingan orang lain. Sabda Tuhan hari ini, di saat kita
memperingati hati tersuci St. Perawan Maria, kita diajak untuk mengikuti
teladan Bunda Maria. Tuhan menghendaki agar kita memiliki sikap jujur di
hadapan-nya dan sesama, serta mau berkorban demi kepentingan sesama.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar