Sabtu, 04 April 2015

Renungan Vigili Paskah, Thn B

Renungan Hari Vigili Paskah, Thn B/I
Bac I    Kel 14: 15 – 15: 1; Bac II                 Yes54: 5 – 14;
Bac III Bar 3: 9 – 15, 32 – 4: 4; Bac Epistola         Rom 6: 3 – 11;
Injil      Mrk 16: 1 – 8;

Hari ini umat katolik bersiap menyambut perayaan kebangkitan Tuhan Yesus. Kemarin Tuhan Yesus mengalami sengsara dan wafat di salib. Semua itu demi penebusan dosa umat manusia. Bagi banyak orang, kematian-Nya merupakan kekalahan. Kematian Tuhan Yesus seperti membuat orang kehilangan harapan. Padahal, melalui kematian itulah Yesus membawa penebusan. Hal ini mirip dengan peristiwa pembebasan bangsa Israel dalam Kitab Keluaran. Ketika berhadapan dengan laut Merah, bangsa Israel sudah kehilangan harapan. Lepas dari perbudakan Mesir dikira awal kehidupan baru, namun mereka masih menghadapi maut: di depan ada laut terbentang luas, sementara di belakang tentara Mesir siap membantai. Namun Tuhan hendak menunjukkan kemuliaan-Nya, bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi juga bangsa Mesir.

Peristiwa pembebasan di atas mau menunjukkan bahwa Allah sangat menyayangi umat-Nya. Allah tidak ingin umat pilihan-Nya binasa. Dia akan menyelamatkan mereka. Peristiwa tersebut melahirkan “perjanjian” antara Allah dengan manusia. Tuhan akan menjadi Allah umat manusia, dan mereka menjadi umat-Nya. Ada banyak ungkapan untuk melukiskan relasi ini, seperti suami-isteri, Guru-murid, dll. Hal ini terlihat dalam Kitab Nabi Yesaya dan Barukh. Yesaya mengatakan bahwa Tuhan, yang menjadi penebus, akan menjadi Allah seluruh bumi (ay. 5). Jika mereka setia kepada-Nya, maka Tuhan menganugerahkan kesejahteraan.

Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, mencoba merefleksikan peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Paulus, kebangkitan Kristus tak bisa dilepaskan dan dipisahkan dari kematian-Nya. Hal ini mirip dengan peristiwa pembebasan umat Israel dalam Kitab Keluaran. Hal ini untuk menekankan kemuliaan Allah. Sebagaimana umat Israel, setelah mengalami kemuliaan Allah, mereka bersyukur, memuji dan memuliakan Allah, hendaknya kita pun demikian. Paulus mau mengajak umat untuk menyadari bahwa kebangkitan Kristus merupakan penebusan atas dosa-dosa umat manusia, sehingga umat “hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (ay. 11).

Injil hari ini melukiskan situasi para murid yang kehilangan harapan karena kematian Tuhan Yesus. Mereka bersedih. Mereka melihat kematian itu sebagai bentuk kekalahan. Akan tetapi, Tuhan mengubah pandangan mereka. Karena itu, kepada tiga perempuan yang mengunjungi makam Tuhan Yesus untuk merempah-rempahi-Nya, diberitahukan bahwa Dia sudah bangkit. Kebangkitan-Nya merupakan keselamatan bagi umat manusia.

Sabda Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa Allah sangat mencintai kita. Allah tidak mau kita binasa. Dia akan menyelamatkan kita. Bacaan suci hari ini menyadarkan kita bahwa penyelamatan Allah terjadi melalui kematian Tuhan Yesus. Ada kematian, ada keselamatan. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita, sebagaimana disampaikan Paulus dalam bacaan epistola hari ini, bahwa untuk mencapai keselamatan, kita harus mengalami kematian. Kematian di sini bukan dalam arti harafia, melainkan spiritual. Kita diajak untuk mematikan dosa-dosa kita. Atau dengan kata lain, Tuhan mengajak kita untuk memakukan dosa-dosa kita di salib. Dengan ini rahmat keselamatan akan tercurahkan atas kita.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar