SANTO EDESIUS, MARTIR
Edesius
lahir di Provinsi Lysia, Aasia Kecil, pada tahun 265. Sejak usia mudanya, ia
menaruh perhatian dan minat besar pada filsafat yang pada waktu itu masih
mencakup ilmu agama, ilmu falak, ilmu alam, dsb. Pengetahuannya yang luas itu membawa
dia kepada iman akan kebenaran ajaran Kristus. Sesudah dipermandikan, ia terus
menambah ilmunya dengan tekun belajar.
Ketika
Kaisar Galerius melancarkan penganiayaan terhadap umat kristiani, Edesius
tampil sebagai pembela kebeneran agama Kristen di hadapan pemimpin-pemimpin negara
dan para hakim. Oleh karena itu, ia ditangkap dan menjalani hukuman kerja paksa
di tambang-tambang negeri Palestina. Dari Palestina, ia pindah ke Mesir. Di sana
pun ia menyaksikan penganiayaan terhadap umat kristiani oleh penguasa-penguasa
Aleksandria. Semua peristiwa penganiayaan itu membuat dia tertarik pada
renungan tentang sengsara Tuhan Yesus dan terhadap kata-kata St. Yohanes dalam
suratnya yang pertama, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia
telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa
kita untuk saudara-saudara kita.” (1Yoh 3: 16).
Terdorong
oleh imannya, Edesius dengan berani membela orang-orang kristen yang dianiaya
itu. Dengan berani ia menerangkan keluhuran iman Kristen serta memprotes
perlakuan bengis terhadap para penganut agama Kristen. Karena itu, sekali lagi
ia ditangkap, disiksa lalu dibuang ke laut. Ia mati sebagai seorang martir,
bukan hanya karena mempertaruhkan imannya tetapi juga karena cinta kasih
terhadap sesamanya.
sumber: Iman Katolik
Baca
juga riwayat orang kudus 8 April:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar