BANTUAN UNTUK MENGUASAI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Efisiensi Fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan
duapuluhan, sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia
empatpuluhan. Dengan demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang
mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang selain sukar juga paling
banyak jumlahnya dalam periode ini.
Kemampuan Motorik
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia
duapuluhan dan tigapuluhan, kecepatan respons maksimal terdapat antara usia du
puluh dan dua puluh lima tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi
sedikit menurun. Dalam belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan motorik yang baru,
orang-orang muda usia duapuluhan lebih mampu daripada mereka yang mendekati
usia setengah umur. Selain itu orang-orang muda dapat mengandalkan kemampuan
motorik ini dalam situasi-situasi tertentu, hal mana tidak dapat mereka lakukan
semasa remaja karena pertumbuhan yang cepat dan tidak seimbang saat itu
menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku.
Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan
menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru, seperti misalnya mengingat hal-hal
yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif, mencapai
puncaknya dalam usia duapuluhan, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Meskipun
orang-orang muda ini tidak belajar secepat dulu kualitas belajarnya tidak
merosot.
Motivasi
Apabila remaja mencapai usia dewasa secar hukum, mereka
berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh
kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang muda ini
untuk menguasai tugas-tugas perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap
mandiri.
Model Peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan
mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewasa
mereka memperoleh motivasi untuk mencotoh perilaku sesuai garis-garis yang
dianut masyarakat dewasa, agar mereka sendiri juga dianggap dewasa. Sebaliknya,
remaja yang tetap bersekolah atau kuliah sesudah mereka secara hokum dewasa
masih berada dalam ilingkungan teman-teman sebaya mereka, dan akan tetap
mengikuti garis-garis perilaku remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka
tetap dalam status ketergantungan ini, mereka hamper tidak memperoleh
kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 253
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar