Selasa, 17 Februari 2015

Renungan Hari Selasa Biasa VI - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa VI, Thn B/I
Bac I    Kej 6: 5 – 8, 7: 1 – 5, 10; Injil          Mrk 8: 14 – 21;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Kejadian, yang menampilkan kisah Nuh. Di saat manusia lain hidup tidak sesuai dengan kehendak Allah, Nuh lain dari yang lain. Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah. Maka, ketika Allah merancang malapetaka bagi ciptaan lain, Allah juga merancang keselamatan bagi Nuh dan keluarganya. Kepada Nuh, Allah memberi perintah yang harus diikuti. Perintah-Nya sangat jelas, sehingga Nuh dengan mudah mengikutinya. Di sini mau dikatakan bahwa mengikuti perintah Allah akan mendatangkan keselamatan.

Jika Nuh segera menangkap maksud Allah, berbeda dengan para rasul dalam Injil. Ketika Tuhan Yesus menasehati mereka untuk berjaga-jaga terhadap ragi orang Farisi dan Herodes, mereka menangkap bahwa Tuhan Yesus menegur mereka karena mereka tidak membawa roti. Padahal mereka baru saja mengalami peristiwa mukjizat pergandaan roti. Namun pengalaman itu seakan tidak membekas sehingga dengan mudah mereka lupa. Akibatnya, teguran lain diartikan lain lagi.

Dalam kehidupan kita sering bertindak seperti para rasul. Kita suka memahami maksud atau perintah Tuhan sesuai keinginan kita. Sebagai contoh, soal perkawinan, sudah jelas bahwa Tuhan menghendaki monogami. Namun masih ada orang yang membuat pemahaman lain bahwa masih terbuka peluang untuk selingkuh atau punya simpanan, karena yang penting tetap dengan satu istri yang sah. Hal yang sama juga terjadi dengan kaum selibat. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengikuti perintah Tuhan sesuai kehendaknya. Kita semestinya menyingkirkan keinginan-keinginan pribadi yang mengatasnamakan perintah Allah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar