Renungan Hari Sabtu Biasa XVII, Thn A/II
Injil hari ini menampilkan kisah
matinya Yohanes Pembaptis. Diceritakan bahwa Yohanes menegor Raja Herodes yang
telah mengambil Herodias menjadi isterinya. Di mata Yohanes, yang juga di mata
Allah, tindakan Herodes itu sangatlah buruk, terlebih lagi dia adalah public figure. Akan tetapi Herodes, dan
juga Herodias, tidak suka akan tegoran Yohanes itu sehingga Yohanes ditangkap,
dipenjarakan dan akhirnya dibunuh. Herodes tak sadar kalau ternyata tegoran itu
merupakan bentuk perhatian dan kasih Allah kepadanya. Tebersit sebuah harapan
agar lewat tegoran itu muncul benih penyesalan dan pertobatan.
Ketidak-sukaan pada tegoran juga
terlihat dalam bacaan pertama. Dalam kitabnya Yeremia menceritakan bahwa orang
Israel tidak suka mereka ditegor oleh Yeremia, meski mereka tahu bahwa tegoran
itu sebenarnya berasal dari Allah. Mereka malah ingin menjatuhi hukuman mati
kepada Yeremia. Umat Israel lupa bahwa lewat tegoran itu sebenarnya Tuhan ingin
memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Pada jaman rezim Orde Baru, dikenal
sebuah frase ABS (Asal Bapak Senang). Frase ini mengacu pada sikap pimpinan
yang tak mau mendengar berita negatif, melainkan harus yang positif. Karena itu,
bawahan selalu menyampaikan hal-hal yang positif saja agar pimpinan selalu
senang. Sebenarnya sikap seperti ini jamak ditemui dalam kehidupan kita, ada
banyak orang tak suka dikritik atau ditegor, sekalipun kritikan itu demi
kebaikan dan perkembangan dirinya. Sikap yang dibangun adalah membela diri dan/atau memusuhi si
pengkritik. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani dikritik dan
berubah demi kebaikan diri kita. Selain itu juga, Tuhan menghendaki agar kita
mau tampil sebagai Yohanes Pembaptis dan Yeremia untuk menegor ketidak-baikan
agar darinya tumbuh benih kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar