Renungan HR Tubuh &
Darah Kristus, Thn A/II
Bac I Ul 18: 2 – 3, 14 – 16; Bac II 1Kor10: 16 – 17;
Injil Yoh 6: 51 – 58;
Hari ini Gereja universal merayakan hari raya Tubuh dan Darah
Kristus. Ini didasarkan pada pernyataan Yesus sendiri, seperti yang dinyatakan
dalam Injil hari ini, bahwa tubuh-Nya adalah benar-benar makanan, dan darah-Nya
adalah benar-benar minuman (ay. 55). Di sini hendak dikatakan bahwa Allah
memberi makan kepada umat manusia. Hal ini terlihat dalam bacaan pertama yang
mengisahkan ulang peristiwa manna di padang gurun. Ketika umat Israel
kelaparan, Allah menurunkan “roti dari sorga” yang disebut manna, sehingga
umat-Nya bisa bertahan hidup.
Allah yang memberi makan sangat tegas diungkapkan Yesus dalam
Injil. “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seseorang makan
dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah
daging-Ku.” (ay. 51). Demikian kata Tuhan Yesus. Yesus, yang adalah Allah
manusia, memberi diri-Nya menjadi makanan untuk dimakan agar yang memakan-Nya
memperoleh hidup. Orang mau tidak mau harus menyantap-Nya.
Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, kehadiran Tubuh dan
Darah-Nya tampak dalam ekaristi. Itulah yang hendak disampaikan Paulus dalam
bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus
memberi makna perjamuan ekaristi. Dalam perjamuan syukur itu setiap orang minum
Darah Kristus dan makan Tubuh-Nya. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Tuhan
Yesus, orang bersatu dalam Kristus (ay. 16). Karena yang menyambut itu banyak,
maka semuanya membentuk persekutuan dengan Tubuh Kristus.
Sabda Tuhan dalam perayaan Tubuh dan Darah Kristus
pertama-tama hendak menyadarkan kita bahwa Allah memberikan diri-Nya sebagai
makanan untuk kita makan. Kehadiran Allah sebagai makanan tampak dalam diri
Tuhan Yesus. Jadi, Tubuh Kristus, yang hadir dalam wujud hosti saat ini adalah
benar-benar Tubuh Kristus. Selain itu juga Tuhan mau menyadarkan kita,
khususnya yang sudah menerima komuni, bahwa dengan menyambut Tubuh Tuhan dalam
ekaristi, maka kita hendaknya mewujudkan persatuan dengan Kristus, baik secara
pribadi maupun kolektif. Baik secara pribadi maupun kolektif, kita menampilkan
Kristus yang ada di dalam diri kita kepada publik. Inilah yang dikehendaki
Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar