BAGAIMANA PERTAMA KALI KENAL KATOLIK
(Kesaksian
seorang Remaja)
Salam Damai,
Beberapa waktu yang lalu
saya berkesempatan berbicara via chat fb dengan seorang remaja yang saat ini
belum menjadi Kristen Katolik (dia masih seorang Kristen Protestan), namun
sangat berkeinginan sekali menjadi Kristen Katolik. Tahun ini dia akan berusia
15 tahun. Karena sesuatu hal dia belum bisa menjadi Katolik saat ini. Mari kita
doakan supaya dia tetap teguh dalam imannya.
Pada suatu titik
pembicaraan, saya bertanya tentang bagaimana awalnya ia bisa mengenal Katolik.
Saya meminta dia membuat kesaksiannya dan meminta izin agar kesaksiannya boleh
dipublikasikan di page Gereja Katolik ini. Dia pun kemudian
menuliskan pengalaman hidupnya mengenal Katolik dan dia kirim via message fb ke saya. Dalam note ini, saya sekalian menambahkan artikel
tentang Santa Perawan Maria dari Guadalupe. Mari kita membaca kisahnya ini:
=========================
Beberapa hari yang lalu, aku
pertama kali mengenal Katolik lewat internet. Anehnya, aku mencari di Google
tentang "mukjizat
Maria". Lalu di pencariannya aku mendapatkan situs yesaya.indocell.net. Awalnya, yang kubaca itu tentang
penampakan Maria di Naju, Korea (Info, Penampakan ini telah ditolak Gereja
Katolik). Lalu, aku mulai membuka artikel yang lain. Terutama kisah para kudus,
yang kebanyakan menjadi inspirasi hidupku. Kemudian, aku membaca semua kisah
penampakan tentang bunda Maria. Dan, yang paling membuatku berkesan adalah
kisah penampakan Bunda Maria kepada St. Juan Diego di Guadalupe.
Pada hari Minggu, aku pergi
ke gereja Protestan seperti biasanya. Sehabis pulang dari gereja, aku pergi ke
toko rohani Protestan di gereja. Betapa terkejutnya aku! Aku menemukan lukisan
Bunda Maria dari Guadalupe di toko tersebut (padahal toko itu dikelola oleh
gereja Protestan) Aku langsung membeli lukisan tersebut. Memajangnya di
kamarku. Anehnya, aku semakin menyukai gambarnya dan berdoa kepada Bunda Maria
di depan lukisan tersebut. Itulah, pertama kalinya aku berdevosi kepada St.
Perawan Maria.
Di situs Katolik tersebut,
aku juga mempelajari tentang "mengunjungi
gereja Katolik". Akhirnya, aku belajar sendiri bagaimana caranya masuk
ke dalam gereja Katolik. Hari Minggu selanjutnya aku pergi ke gereja Katolik
untuk pertama kalinya 2 Mei 2010. Awalnya aku bingung, takut salah tata cara
masuk ke dalam gereja. Walaupun misa hampir mulai, aku tetap menunggu di
parkiran menunggu di parkiran. Lalu, datang sepasang suami istri yang juga
hendak masuk ke gereja. Suaminya memarkirkan sepeda motornya di parkiran,
sedangkan istrinya masuk ke dalam gereja. Akupun mengikuti istrinya masuk ke
dalam gereja. Pertama, kulihat dia mengambil air lalu membuat tanda salib.
Kuikuti juga. Lalu dia berlutut menghormati Tabernakel, kuikuti juga. Lalu, aku
duduk di kursi didekatnya.
Awalnya, aku canggung dengan
misa, takut salah gerakan dan doanya. Jadi, aku lebih banyak diam. Saat Komuni,
aku bingung antara mau maju atau enggak. Lalu, aku bertanya kepada perempuan di
dekatku, "Yang mengambil
Komuni itu, cuma orang Katolik kan?"
Perempuan itu menjawab, "Iya, kamu sudah
Komuni belum?"
Kujawab dia, "Belum."
Anehnya, ketika aku
mengatakan hal tersebut batinku berkata, "Kalau begitu,
kamu belum bisa maju."
Lalu, perempuan tersebut
maju untuk Komuni. Sementara aku cuma duduk diam saja di kursi. Setelah pulang
dari gereja, aku merasa senang ikut misa. Aku merasa lebih damai. Kemudian aku
memantapkan hatiku untuk menjadi seorang Katolik. Aku memberanikan diri menemui
imam untuk menyatakan keinginanku menjadi Katolik. Saat aku bertemu dengan imam
akupun bertanya apakah aku harus dibaptis lagi untuk jadi seorang Katolik? Imam
itupun bertanya tentang asal gereja Protestanku darimana, lalu kujawab saja.
Setelah itu, dia mengatakan tak perlu lagi dibaptis. Cukup ikut katekumen saja.
Saat Jumat Pertama, aku ikut misa dan membawa barang-barang rohani di rumahku
(Salib dan lukisan Bunda Maria dari Guadalupe) untuk diberkati oleh imam.
Sehabis pulang dari gereja akupun bertanya dengan imam untuk membeli Rosario.
Dan setelah membeli Rosario, Imampun memberkati Rosario yang kubeli itu.
Sepulangnya dari rumah aku
mulai berdoa Rosario untuk pertama kalinya sekaligus menghafal doa-doanya.
Sejak saat itu, aku mulai jatuh cinta dengan doa Rosario dan Salam Maria.
Pax et
Bonum
sumber: Indonesian Papist
Baca juga sharing
lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar