Renungan Hari Kamis Biasa XVII, Thn A/II
Hari ini Tuhan masih menyampaikan
pesan-Nya melalui perumpamaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab
Yeremia, ada cerita tentang tukang pembuat periuk dari tanah liat. Dikisahkan bahwa
ketika periuk awal rusak atau tidak baik, maka si pembuat akan mengubahnya
lagi, mengolahnya kembali sehingga menjadi periuk yang sesuai dengan keinginan
si tukang periuk. Bagi Yeremia, kisah ini mau menggambarkan Allah yang senantiasa
ingin agar umat-Nya menjadi baik. Seperti tukang periuk, Allah senantiasa memberi
kesempatan kepada umat-Nya yang rusak kelakuannya untuk bertobat sehingga
menjadi baik dan hidup selaras dengan kehendak Allah.
Injil hari juga menampilkan
pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Sorga yang disampaikan-Nya dalam bentuk
perumpamaan. Gambaran Kerajaan Sorga dalam perumpamaan itu terlihat seperti
pengadilan terakhir, dimana akan diadakan pemisahan antara orang jahat dan
orang baik. Orang jahat akan masuk ke alam siksa, sementara orang baik masuk ke
dalam kebahagiaan abadi. Dari perumpamaan ini tampak jelas pesan yang mau
disampaikan Yesus, yaitu agar umat senantiasa berusaha untuk menjadi ikan yang
baik, bahasa lain untuk menjadi manusia baik, yang sesuai dengan kehendak
Allah. Karena itu, selalu terbuka pintu tobat bagi mereka yang jahat untuk
berubah menjadi baik.
Periuk yang dibuat tukang periuk tak
selamanya selalu baik dari awal; pasti ada satu dua yang gagal, dan tukang
periuk akan mengolahnya kembali. Ikan yang dijaring nelayan pun tak selalu ikan
yang bagus semuanya; pasti ada ikan yang jelek, yang tak sesuai dengan
keinginan nelayan. Dalam kehidupan, baik dan buruk itu pastilah selalu ada. Tak
semua hal itu baik atau buruk semuanya. Akan tetapi, sabda Tuhan hari ini
menyatakan bahwa Tuhan selalu ingin agar kita menjadi baik selalu. Sekalipun kita
pernah jadi manusia yang jahat, Tuhan akan berusaha mengolah kembali agar kita
menjadi baik. Karena itu, Tuhan menyediakan kesempatan untuk bertobat. Melalui sabda-Nya
Tuhan menghendaki agar kita, seperti tanah liat, membiarkan diri dibentuk oleh
Tuhan menjadi periuk yang dikehendaki-Nya.
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar