Renungan Hari Sabtu
Biasa X, Thn A/II
Bac I 1Raj 19: 19 – 21; Injil Mat 5: 33 – 37;
Injil hari ini masih merupakan pengajaran Tuhan Yesus di atas
Bukit. Tema pengajaran Yesus kali ini adalah soal kesetiaan pada ucapan. Banyak
orang menilai bahwa dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus melarang kita untuk
bersumpah. Sebenarnya tidak masalah dengan bersumpah sejauh kita setia padanya.
Yesus tidak melarang jika kita mau bersumpah. Tuhan Yesus berkata, “Peganglah
sumpahmu di depan Tuhan.” (ay. 33). Di sini Tuhan Yesus hendak menekankan agar
kita tetap berpegang pada apa yang sudah kita ucapkan.
Sikap setiap pada ucapan diperlihatkan dengan bagus oleh
Elisa bin Safat dalam bacaan pertama. Diceritakan bahwa waktu itu Elisa sedang
bekerja di ladang ketika Elia muncul dan memanggilnya untuk mengikuti Elia.
“Melempar jubah” kepada Elisa, seperti yang dilakukan Elia, merupakan tanda
panggilan untuk mengikuti si pemilik jubah. Elisa tahu akan hal itu, namun
harus pamitan dulu dengan orang tuanya. Elisa berkata, “Biarkanlah aku mencium
ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” (ay. 20). Elisa
memegang setia ucapannya. Setelah semua urusannya selesai, Elisa “mengikuti
Elia dan menjadi pelayannya.” (ay. 21).
Dewasa ini orang lebih banyak berbicara tapi mudah juga
berubah. Tidak ada kesetiaan pada ucapan. Para pejabat berjanji akan setia pada
kerjanya, namun yang terjadi adalah pengingkaran. Para suami isteri berikrar
setia sehidup semati, namun sebelum mati terjadi perselingkuhan. Para imam
mengikrarkan janji kemiskinan, namun hidup berkelimpahan harta kekayaan. Dan
masih banyak contoh lainnya. Sabda Tuhan hari ini menjadi seruan moral bagi
kita dewasa ini yang begitu mudah membatalkan ucapan sendiri. Tuhan menghendaki
supaya kita berpegang teguh pada apa yang sudah kita ucapkan, sejauh itu demi
kebaikan bersama.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar