Renungan Hari Selasa
Biasa II, Thn A/II
Bac I : 1Sam 16: 1 – 13; Injil : Mrk 2: 23 – 28
Bacaan pertama mengisahkan pemilihan Daud menjadi raja
menggantikan Saul yang sudah ditolak Allah (ay. 1). Allah menghendaki agar
Samuel segera mencari pengganti Saul, namun Samuel sedikit keberatan. Alasan Samuel
sungguh masuk akal: Saul masih hidup. Dari segi aturan, pergantian raja baru
bisa terjadi bila sang rajanya wafat. Namun Allah melihat apa yang terbaik bagi
umat-Nya Israel.
Hal senada disampaikan oleh Yesus dalam Injil. Di sini
diungkapkan pertentangan antara Yesus dengan orang-orang Farisi. Orang Farisi
terikat kaku pada aturan, sementara Yesus menekankan kemanusiaan. Demi kemanusiaan
aturan dapat dikompromi. Untuk membenarkan pernyataannya, Yesus mengambil contoh
dari Kitab Suci tentang Daud. Orang Farisi tentu tidak asing dengan kisah
tersebut, sehingga pembandingan itu benar-benar sebuah pukulan telak bagi mereka.
Aturan atau peraturan merupakan bagian hidup manusia. Setiap manusia,
kapan dan dimana saja, selalu terikat dengan aturan. Peraturan itu dibuat demi
terciptanya keteraturan hidup dalam kebersamaan. Sabda Tuhan hari ini mau
memperlihatkan bagaimana sikap orang terhadap aturan. Ada orang yang bersikap
kaku terhadap aturan (Samuel dan orang Farisi). Bagi mereka, tidak ada ruang
kompromi. Ada orang yang bersikap fleksibel terhadap aturan (Allah dan Yesus). Di
sini Tuhan menghendaki agar kita tidak bersikap kaku terhadap aturan. Jangan sampai
aturan mengalahkan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan manusia itu sendiri.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar