Santo evaristus, paus & Martir
Evaristus hidup pada abad kedua. Ia berasal dari sebuah keluarga
Yahudi di Betlehem. Keluarganya tinggal di Yunani pada saat ia dilahirkan.
Evaristus dibesarkan dan dididik dalam agama Yahudi. Ayahnya sangat bangga akan
kesalehan dan kecerdasan puteranya, hingga ia mengirimkan putranya untuk
belajar pada guru-guru terbaik.
Setelah dewasa, Evaristus menjadi seorang Kristiani. Begitu
besar cintanya pada iman barunya ini hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang
imam. Di Roma, di mana ia melakukan karya pelayanan, semua orang mengagumi
serta mengasihinya. Demikianlah, ketika paus wafat sebagai martir, Evaristus
dipilih untuk menggantikannya. Evaristus merasa sama sekali tak layak menjadi
seorang paus, tetapi Yesus tahu yang terbaik.
Masa itu adalah masa-masa penganiayaan Gereja. Fitnah-fitnah
keji tersebar luas mengenai iman Katolik hingga orang-orang Romawi tidak perlu
berpikir dua kali untuk membunuh umat Kristiani. Siapa saja yang menjadi paus
nyaris pasti akan ditangkap. Evaristus menggembalakan Gereja selama kurang
lebih delapan tahun. Semangatnya begitu berkobar-kobar hingga jumlah
orang-orang yang percaya semakin hari semakin bertambah banyak. Tetapi, pada
akhirnya, ia ditangkap juga. Para sipir penjara terkagum-kagum melihat sukacita
pada wajah orang tua yang kudus ini sementara ia digiring ke penjara. Evaristus
menganggap diri memperoleh hak istimewa didapati pantas menderita sengsara dan
mati bagi Yesus. Tiada hadiah yang lebih berharga yang dapat diberikan
kepadanya selain dari kemartirannya. Paus St. Evaristus wafat pada tahun 107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar