Renungan Hari Selasa
Biasa XXI, Thn C/I
Bac I : 1Tes 2: 1 – 8; Injil : Mat 23: 23 – 26
Sabda Tuhan hari ini memiliki kesamaan pesan dalam pertentangan
berita. Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, dalam
bacaan pertama hari ini, mengungkapkan sharing
pengalamannya dalam mewartakan Injil Kristus. Paulus mengatakan bahwa dalam
mewartakan Injil ini dirinya “telah dianiaya dan dihina.” (ay. 2). Lebih lanjut
Paulus menegaskan bahwa tugas pewartaan ini dilakukannya dengan tulus hati (ay.
3), demi “menyukakan Allah,” (ay. 4), tidak dengan “bermulut manis” (ay. 5),
serta tidak “mempunyai maksud loba yang tersembunyi.” (ay. 5).
Bertentangan dengan bacaan pertama, Injil mewartakan kecaman
Yesus terhadap para ahli Taurat dan kaum Farisi, yang memiliki sikap yang
berbeda dari Paulus. Mereka melaksanakan tugasnya dengan tidak tulus hati,
hanya bermulut manis supaya dipuji orang, serta memiliki maksud loba yang
tersembunyi. Bagi Yesus, sumber kebobrokan mereka ada dalam hati. Karena itulah
Yesus menghendaki supaya mereka terlebih dahulu membersihkan bagian dalam
dirinya (ay. 26).
Hari ini Tuhan mau membongkar kedok kebobrokan manusia jaman
kini yang sudah dirasuki oleh budaya hedonis dan konsumtivistik. Dua budaya
tersebut membuat banyak manusia tidak murni lagi dalam melakukan karya kasih;
selalu ada maksud tersembunyi, yang semuanya demi kepentingan pribadi daripada
melayani Tuhan dalam diri sesama. Budaya hedonis dan konsumtivistik membuat
manusia berani menjual Kristus demi kekayaan. Karena itu, sabda Tuhan hari ini
mau mengajak kita kembali ke semangat kristiani: “menjual kekayaan, demi
Kristus!”
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar