BIDAAH PADA MASA PAUS DAMASUS
Dalam "Orang Kudus Hari
Ini" yang mengisahkan Paus Damasus, diungkapkan bahwa pada masa itu ada beberapa
aliran sesat. Untuk melengkapi tulisan itu, maka kami menurunkan juga uraian
singkat para bida’ah aliran sesat itu agar pembaca dapat mengetahuinya.
APOLINARISME merupakan aliran yang digagas oleh
Uskup Apoliniarius dari Laodikhea (310 – 390). Apolinarius sebenarnya mau
membela keilahian Yesus melawan gagasan Arius (Arianisme), namun usahanya
justru berlebihan. Ia meniadakan kemanusiaan Yesus demi membela keilahian-Nya. Apolinarius
akhirnya dituduh sebagai bida’ah dalam Konsili Konstantinopel tahun 381.
Apolinarisme mengajarkan bahwa Yesus tidak memiliki roh atau
jiwa rasional, kecuali Logos ilahi.
Apolinarius tidak bisa menerima kalau Yesus itu manusia, karena kemanusiaan itu
memiliki sifat rapuh, sementara, dapat binasa dan lain sebagainya. Dan tak
mungkin yang manusiawi ini berada dalam tubuh yang ilahi. Karena itulah,
Apolinarius berpendapat bahwa Yesus itu ilahi.
MACEDONIANISME merupakan aliran sesat yang muncul
pada abad IV. Aliran ini menyangkal kepribadian penuh dan keilahian Roh
Kudus. Menurut Macedonianisme Roh Kudus diciptakan
oleh Putra; karena itu berada di bawah Bapa dan Anak. Dengan kata lain, posisi
Roh Kudus lebih rendah dari Putera. Ini tentu bertentangan dengan ajaran teologi Kristen Ortodoks, di mana Allah adalah satu dalam esensi tetapi tiga di Orang-Bapa, Anak, dan Roh
Kudus, yang berbeda
dan sama.
Aliran Macedonianisme secara resmi
dikutuk pada tahun 381. Melawan ajaran sesat ini Gereja terus memperluas Kredo Nicea yang menegaskan keyakinan
Ortodoks Trinitas, "yang dengan Bapa
dan Anak bersama-sama
disembah dan dimuliakan."
Akhirnya Macedonianisme ditindas oleh
kaisar Theodosius I.
PRISCILIANISME diambil dari nama pencetusnya, yaitu
Priscilianus. Dia seorang pengkotbah dan pernah menjadi uskup di Avila. Priscilianus
akhirnya dihukum mati oleh pimpinan gereja pada tahun 384. Dia merupakan orang
kristen pertama yang dihukum mati dengan alasan bida’ah.
Aliran Priscilianisme, dalam mengembangkan ajarannya, memakai
unsur-unsur Gnosis dan Manicheis serta keyakinan Sabelian yang menganggap Allah
Bapa, Putera dan Roh Kudus sekedar tiga cara untuk memandang Allah yang sama.
Beberapa ahli menilai bahwa Priscilianus merupakan seorang
yang berpegang teguh pada moral kristen dengan sedikit kaku, tetapi praktik
hidup tersebut justru mengundang antipati di kalangan petinggi Gereja.
MANICHEISME adalah aliran kepercayaan dualistik.
Pencetus aliran ini adalah Manichaeus, yang lahir di Mardinu, gurun Nahr Kuta,
Babilonia Selatan, pada 14 April 216. Pada usianya yang keduapuluh empat,
Manichaeus mendapat perutusan dari Malaikat al-Taum untuk mewartakan puncak
wahyu ilahi dari Zoroaster, Buddha dan Yesus.
Manichaeus hendak mendirikan agama baru, di mana semua agama
lain harus mendasarkan diri padanya. Semua alkitab agama-agama sebelumnya
terkumpul dalam agama Manicheaus dan dalam kebijaksanaan yang disingkapnya. Karena
itulah maka karya-karya Manichaeus dan para muridnya dimusnahkan oleh
orang-orang kristen, islam dan buddha.
Manichaeus selalu menyebut dirinya ‘Rasul Yesus Kristus’. Dia
mengakui bahwa Yesus, Zoroaster dan Buddha adalah saudaranya. Manichaeus
menganggap dirinya melebihi ketiga saudaranya karena ia menulis kitab suci.
Manicheisme memiliki konsep dualistik atas struktur dunia. Menurut
aliran ini dunia ini terbagi ke dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan terang dan
gelap. Terang sebagai simbol kebaikan dan gelap sebagai simbol kejahatan. Pandangan
tentang terang dan gelap ini berdampak pada pandangannya tentang manusia. Saat
lahir jiwa manusia berada dalam terang; namun dalam perkembangan waktu jiwa itu
terperosok dalam kegelapan tubuh. Artinya, aliran ini melihat bahwa jiwa itu
terang dan tubuh ini gelap. Adalah perjuangan manusia untuk melepaskan jiwa
dari perangkap tubuh. Manicheisme mendesak para muridnya untuk menjaga
moralitasnya sendiri dengan semangat tinggi. Mereka harus menyangkal dan
menolak kekayaan, pekerjaan, relaksasi, perang, berburu, berdagang dan bertani.
oleh: Adrian
Sumber:
3. Eddy
Kristiyanto, OFM, Selilit Sang Nabi: Bisik-bisik tentang aliran sesat.
Yogyakarta: Kanisius, 2007
4. Mgr. Nicolaas Martinus Scheiders, CICM, Orang Kudus Sepanjang tahun. Jakarta: Obor, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar