Aku dipanggil tuhan
Rekoleksi Panggilan Kaum Muda
Rekoleksi Panggilan Kaum Muda
Mengisi liburan Tahun Baru Islam (1 Muharam), yang jatuh pada
15 November, diadakan kegiatan rekoleksi panggilan untuk kaum muda Paroki St
Yosef Tanjung Balai Karimun. Rencana kegiatan ini sudah diumumkan lebih satu
bulan sebelumnya, baik lewat papan pengumuman maupun lewat Berita Paroki. Kegiatan
ini diperuntukkan bagi pelajar kelas IX dan kelas XII. Untuk kelas IX hanya
dikhususkan bagi pelajar pria (cowok), karena mereka ini akan diarahkan ke
seminari menengah. Sedangkan kelas IX diperuntukkan bagi siswa dan siswi,
karena mereka akan diarahkan baik ke seminari (menjadi imam) dan juga ke
suster.
Setelah menunggu sebulan lebih, akhirnya terkumpul 9 orang
anak, yang semuanya cowok. Dua hari sebelum kegiatan ini, ada informasi bahwa akan
ada peserta wanita dua orang. Akan tetapi, sampai acara selesai, wajah wanita
itu tak kelihatan. Kesembilan orang itu semuanya berasal dari stasi Sei Bati.
Pembimbing rekoleksi ini adalah Rm. Adrian. Inisiatip acara
ini juga berasal dari beliau. Konon, acara ini sekedar pencariatahuan akan
seberapa besar animo umat akan kegiatan sejenis ini. Untuk itu, tidak ada
pemaksaan atau pewajiban mengikuti kegiatan ini. Siapa yang tertarik
dipersilahkan untuk mendaftar. Segala sesuatu gratis. Makan, minum dan snack
gratis. Peserta tidak mengeluarkan sepeser uang untuk biaya kegiatan ini,
apalagi paroki. Jika animo umat cukup besar, maka kegiatan serupa ini akan
ditingkatkan menjadi retret.
Jumat, 15 November 2012, 07.45. Langit di seputaran Sei Bati
terlihat hitam. Mendung menggantung di langit, pertanda tak lama lagi hujan
akan turun. Memasuki jam 08.00 hujan mulai turun. Ruang doa yang dijadikan
tempat kegiatan rekoleksi masih terlihat sepi. Baru pada jam 08.29 kegiatan
dimulai.
Jam 10.00 peserta menikmati waktu istirahat sambil merasakan
nangka yang dibawa Rm Adrian dari pastoran. Nangka tersebut sudah dikupas oleh
Om Sius dan ditempatkan dalam wadahnya, sehingga anak-anak tinggal
mencicipinya. Tak mau ketinggalan, Pak Inno, yang mendukung acara ini,
menambahkan menu snack ini dengan kue bolu.
Setelah mengikuti pertemuan kedua, tepat jam 12.30, peserta
bersama pembimbing menikmati santap siang ala
nasi kotak yang sudah disiapkan oleh Pak Inno. Menu siang itu sangat enak dan
istimewa. Peserta dan pembimbing sangat lahap menikmatinya, bukan karena lapar,
tapi karena memang makanannya enak.
Sesudah pertemuan ketiga, kegiatan ditutup dengan perayaan
ekaristi.
Pertemuan Pertama
Dalam pertemuan pertama ini pembimbing mengajak peserta untuk
belajar dari Santo Paulus, seorang rasul terbesar dalam Gereja Kristen.
Panggilan Santo Paulus dibagi dalam tiga masa, yaitu:
1.
Masa
Saulus (Kis 7: 54 – 58; 8: 1 – 3; 9: 1
– 2)
2.
Masa
Perjumpaan dengan Yesus (Kis 9: 3 – 19)
3.
Masa
Menjadi Rasul (Kis 9: 20 – 31 ; 11: 19 – 30 ; 12: 24 – 28: 31)
Pada masa Saulus ini, St. Paulus melihat dirinya negatif di
hadapan Allah. Tidak ada kesan baik dalam dirinya. “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut
rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” (1Kor 15: 9).
Pada
masa kedua, setelah berjumpa dengan Yesus, Paulus mengalami perubahan. Saulus menjadi
Paulus. Perubahan itu membuat dia merasa dilahirkan kembali dan ditempa. Dapat dikatakan
bahwa perjumpaan dengan Yesus itu ibarat ia masuk ke seminari untuk
mempersiapkan diri menjadi utusan Tuhan.
Pada
masa ketiga, sebagai rasul, Paulus menjawab panggilan Tuhan dengan menjadi
misionaris. Paulus dikenal sebagai rasul yang besar karena aktivitasnya,
karyanya dan juga medan karyanya yang luas. Di samping itu juga pengorbanan dan
penderitaannya turut menentukan gelar rasul terbesar itu.
Dari uraian
di atas, akhirnya disimpulkan bahwa pada awalnya Paulus tidak tertarik akan
panggilan atau sapaan Yesus. Justru malah ia bersikap antipati terhadap
pengajaran Yesus, sehingga berniat melenyapkan ajaran Yesus itu dari muka bumi.
Akan tetapi perjumpaannya dengan Yesus membawa perubahan drastis. Ia menjadi
misionaris untuk mewartakan Kristus.
Dalam melaksanakan
tugas perutusannya sebagai rasul, Paulus banyak mengalami suka duka. Pembimbing
mengajak peserta untuk melihat suka duka Paulus dalam Kitab Suci. Bagi pembimbing,
suka dua Paulus adalah juga suka duka para imam. Sengaja ini ditampilkan agar
peserta sadar bahwa menjadi imam itu tidak selalu menyenangkan saja. Dengan tahu
akan suka duka ini peserta diajak untuk siap menghadapinya.
Pertemuan
pertama ini ditutup dengan 5 pertanyaan refleksi yang harus dijawab peserta
secara pribadi. Untuk itu, sisa waktu 30 menit sebelum jam 10.00, peserta
dipersilahkan mengambil posisi di seputar areal halaman Groto untuk
merefleksikan pertanyaan penuntun. Kebetulan saat itu hujan sudah redah.
Pertemuan Kedua
Setelah menikmati 30 menit waktu istirahat sambil menikmati
snack, peserta memasuki pertemuan kedua. Tema pertemuan kedua adalah “Tuhan
Membutuhkan Aku”. Pertama-tama pembimbing mengajak peserta untuk belajar dari
Santo Fransiskus de Sales dan Santo Sebastianus. Tujuannya agar peserta dapat
melihat bagaimana dua orang kudus ini menggapai cita-citanya menjadi imam.
Pembimbing mengajak peserta melihat panggilan para rasul. Dari
uraian tentang Yesus memanggil para rasul-Nya itu, pembimbing mengemukakan
refleksinya bahwa Yesus membutuhkan mereka. Para rasul ini bisa membantu Yesus
untuk mewartakan Injil, menyembuhkan orang sakit, menghibur umat, menghadirkan
Kerajaan Allah dan menguduskan umat.
Dari uraian tersebut pembimbing sampai pada pertanyaan
refleksi buat peserta, “Apakah Yesus membutuhkan aku?” Untuk menjawab
pertanyaan ini, peserta kembali masuk ke dalam keheningan diri di lokasi yang
ditentukannya sendiri untuk menjawab pertanyaan itu. Pembimbing memberi alokasi
waktu 15 menit.
Setelah 15 menit mencari jawaban, peserta kembali ke ruang
pertemuan. Waktu berikutnya digunakan untuk sharing. Tiap-tiap peserta diajak
untuk mensyeringkan hasil permenungannya.
Sesudah mendengarkan semua sharing itu, pembimbing mengajak
peserta untuk melihat situasi saat ini. Bagi pembimbing, situasi ini bisa
menjadi cermin buat mereka untuk menentukan jawaban tadi. Situasi yang
ditampilkan adalah sebagai berikut:
1. Banyak umat meninggalkan Gereja
2. Gereja sepi
3. Banyak masalah moral: seks bebas, mabuk,
judi, narkoba, dll
4. Banyak orang belum kenal Yesus dan
warta keselamatan-Nya
5. Banyak orang sedih, tersingkir dan
sakit
6. Banyak orang bertikai
7. dll
Dari cermin situasi inilah, akhirnya pembimbing menyimpulkan:
“Yesus membutuhkan kamu sekarang ini!”
Pertemuan Ketiga
Setelah makan siang, tepatnya jam 13.15, peserta memulai
kegiatan dengan pertemuan ketiga. Dalam pertemuan ini pembimbing menguraikan
soal menjawab panggilan Tuhan dengan menjadi imam dan biarawan. Karena itu,
dalam pertemuan ini, pembimbing lebih banyak mengurai soal masa-masa persiapan
menjadi imam dan biarawan, syarat yang dibutuhkan, ke mana dan bagaimana. Tak lupa
juga dikisahkan soal motivasi.
Selain uraian teoritis, pembimbing juga menyampaikan
pengalaman pribadinya bagaimana menjawab panggilan Tuhan dan mengapa memilih
jadi imam projo. Disampaikan juga bagaimana jika di antara peserta ada yang
memang mau menjadi imam. Ketika mendengar soal waktu untuk menjadi imam,
sebagian peserta langsung kaget. Bahwa untuk menjadi imam itu membutuhkan waktu
yang sangat lama.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar