INJIL TOMAS
Injil Tomas, yang terlestarikan lengkap dalam sebuah manuskrip papirus berbahasa
Koptik, dan ditemukan pada 1945 di Nag Hammadi, Mesir, adalah sebuah
kumpulan dari 114 ucapan yang diyakini
berasal dari Yesus.
Sebagian dari ucapan-ucapan itu ditemukan dalam keempat Injil kanonik,
namun ucapan-ucapan yang lainnya tidak dikenal sebelum penemuan naskah ini.
Berbeda dengan
keempat injil kanonik yang menggunakan laporan naratif tentang kehidupan Yesus, Tomas
mengambil bentuk yang kurang terstruktur dari kumpulan ucapan yang berasal dari
Yesus, dialog-dialog singkat dengan Yesus, dan ucapan-ucapan yang dilaporkan
oleh murid-muridnya kepada Didimus Yudas Tomas tanpa
diletakkan dalam narasi apa pun atau disusun ke dalam konteks filosofis
atau retorika
yang mana pun.
Ketika teks yang
lengkap ditemukan, dalam versi Koptik, disadari bahwa tiga bagian berbahasa
Yunani yang terpisah dari Injil ini sudah ditemukan di Oxyrhynchus, Mesir, pada 1898. Manuskrip-manuskrip
yang memuat potongan-potongan berbahasa Yunani dari Injil Tomas
diperkirakan berasal dari tahun 200, dan manuskrip versi Koptik dari tahun 340. Meskipun versi
Koptik ini tidak persis sama dengan fragmen-fragmen Yunani mana pun, diyakini
bahwa versi Koptik ini diterjemahkan dari versi Yunani yang sudah ada
sebelumnya.
Kebingungan karena Persamaan Nama
dengan Karya-karya Lain
Injil Tomas adalah karya yang berbeda dan tidak
terkait dengan tulisan-tulisan apokrif atau pseudoepigrafa lainnya, Kisah Perbuatan Tomas,
dan tulisan yang disebut Injil Masa
Kanak-kanak Tomas, yang memperluas teks-teks kanonik untuk menggambarkan
masa kanak-kanak Yesus yang ajaib. Ketika Hippolitus
dan Origenes
(sekitar tahun 233)
merujuk kepada sebuah "Injil Tomas" di antara injil-injil apokrif
yang heterodoks, tidak jelas apakah
yang mereka maksudkan itu adalah Injil Masa Kanak-kanak Tomas atau Injil
Tomas yang berisikan "ucapan-ucapan" ini. Injil Tomas juga berbeda
dengan Kitab Tomas sang Calon,
sebuah teks Gnostik.
Pada abad ke-4, Kiril dari Yerusalem
menyebutkan tentang sebuah "Injil Tomas" dalam Kathekesis V-nya:
"Jangan seorangpun membaca injil menurut Tomas, karena ini bukanlah karya
salah seorang dari keduabelas rasul, melainkan karya dari ketiga murid Mani
yang jahat". Sedikit sekali jejak yang tersisa dari dualisme
Manikheis yang dapat ditemukan dalam Injil "ucapan-ucapan" ini,
yaitu Injil Tomas, yang disepakati lebih sederhana, kurang berisikan
legenda, dan sama sekali tidak ditulis sebagai sebuah dokumen sastrawi.
Papirus Oxyrhyncus yang Sejajar
Sebelum penemuan perpustakaan Nag, ucapan-ucapan Yesus
yang ditemukan di Oxyrhyncus dikenal semata-mata sebagai Logia Iesu. Potongan-potongan Injil
Tomas dalam bahasa Yunani koine yang ditemukan di Oxyrhyncus adalah:
- Oxyrhyncus 1 - ini adalah setengah lembaran papirus yang memuat potongan-potongan dari logion (kumpulan ucapan) 26 hingga 33.
- Oxyrhyncus 654 - yang mengandung potongan-potongan dari permulaan sampai dengan logion 7, logion 24 dan logion 36 dalam lembaran sebaliknya dari sehelai papirus yang memuat data tinjauan.
- Oxyrhyncus 655 - yang mengandung potongan-potongan dari logion 36 sampai dengan logion 39 dan sesungguhnya 8 fragmen yang dinamai a hingga h; namun f dan h sejak itu telah hilang.
Waktu Penulisan
Saat ini ada banyak perdebatan tentang kapan teks ini
disusun. Para pakar biasanya tergolong ke dalam dua kubu: kubu awal'
yang mendukung waktu penulisan sekitar tahun 50-an sebelum
injil-injil kanonik dan kubu belakangan yang setuju bahwa waktu penulisannya
terjadi setelah injil-injil kanonik terakhir pada tahun 100-an. Di antara
para sarjana kritis, kubu awal dominan di Amerika Utara, sementara kubu akhir
lebih populer di Eropa (khususnya di Britania dan Jerman).
Kubu Awal
Kubu awal berpendapat bahwa karena isinya umumnya
bahan-bahan orisinal dan tampaknya tidak didasarkan pada injil-injil kanonik,
Injil Tomas tentu telah ditulis berdasarkan suatu tradisi lisan. Karena praktik
yang menganggap tradisi lisan berwibawa berakhir pada abad ke-1, Injil
Tomas tentunya telah ditulis sebelum masa itu, barangkali malah sekitar
tahun 40. Karena tanggal
ini lebih awal daripada tanggal-tanggal penulisan keempat injil yang
tradisional, ada sejumlah klaim bahwa Injil Tomas adalah Injil Q—atau
mempunyai kaitan dengannya. Injil Q adalah sebuah teks (atau versi lisan)
teoretis yang diduga telah menyebar ke dalam bagian-bagian dari Injil Matius
dan Lukas yang dikenal sekarang, dan yang dalam cara tertentu tidak menyalin
dari Injil Markus.
Kubu awal berpendapat bahwa sekitar setengah
bahan-bahan dalam Injil Tomas ini tidak ada paralelnya di dalam Perjanjian
Baru, dan setidak-tidaknya sebagian dari bahan-bahan ini diduga dapat dikatakan
berasal dari Yesus historis, seperti
ucapan 41 "Jadilah orang-orang yang lewat."
Kamp awal juga mencatat bahwa Q hampir secara
universal dianggap oleh para pakar Alkitab sebagai penjelasan
yang paling hemat untuk masalah
sinoptik dan secara luas dianggap sebagai teks tertulis ajaran-ajaran Yesus
yang paling tua. Menurut hipotesis, Q hadir dalam 3 strata, yang disebut Q1,
Q2, dan Q3; bahan-bahan apokaliptik tergolong dalam Q2 dan Q3. Para pakar
Alkitab telah mengidentifikasikan 37 ucapan yang bertumpang tindih antara Tomas
dan Q, yang kesemuanya diduga berada dalam Q1 atau Q2, dan tak satupun dari
ucapan-ucapan ini mencakup bahan-bahan apokaliptik Q3 yang berasal dari masa
yang belakangan. Karena itu, Tomas tidak atau sedikit sekali memperlihatkan
pengetahuan tentang adanya Q3, tidak memuatnya atau tidak menyadari kehadiran
Q3. Lapisan-lapisan Q1 dan Q2 diduga berasal dari waktu yang lebih awal dari
keempat Injil. Karena itu, Injil Tomas diduga berasal dari waktu yang lebih
awal.
Argumen sentral dari Elaine Pagels dalam bukunya Beyond
Belief (2003) ialah bahwa tampaknya ada konflik antara Injil Yohanes
dengan Injil Tomas. Menurut Pagels, yang adalah Profesor Agama
Harrington Spear Paine di Universitas Princeton, ayat-ayat tertentu
dalam Injil Yohanes hanya dapat dipahami dalam terang ucapan-ucapan,
gagasan, tradisi, keyakinan filosofis, dan komunitas, yang mirip dengan Tomas,
entah secara tepat atau tidak direpresentasikan di dalam Injil Tomas
yang kita kenal sekarang. Contoh yang paling terkenal dalam Injil Yohanes
adalah tentang "Tomas yang peragu,"
yang ditafsirkan Pagels sebagai bantahan terhadap komunitas Tomas. Dalam
Yohanes, Tomas yang peragu digambarkan menyentuh Yesus, mengakui hakikat
jasmaninya. Gambaran ini berlawanan dengan doketisme
kelompok-kelompok gnostik. Penafsiran Pagels tentang Yohanes secara logis
mensyaratkan bahwa gagasan-gagasan seperti Tomas atau suatu komunitas yang
mirip dengannya, bila tidak kehadiran Injil Tomas yang kita kenal
sekarang, sudah ada ketika Injil Yohanes ditulis.
Sebuah argumen lain yang mendukung kubu yang awal
ialah bahwa ada tumpang tindih antara surat-surat Paulus dan Injil Tomas.
Kumpulan surat-surat Paulus yang otentik, yang mencakup 1
Korintus, Galatia, dan Filipi
secara universal dianggap oleh para ahli Alkitab berasal dari waktu yang lebih
awal daripada Injil-injil. Ada bagian-bagian yang bertumpang tindih di dalam
Paulus dan Tomas, yang tidak ditemukan dalam Injil-injil kanonik, (ataupun
dipersaksikan oleh keduanya), dan karena itu Tomas mungkin telah
meminjam dari suatu kumpulan ucapan bersama yang juga dimanfaatkan oleh
Injil-injil kanonik dan oleh Tomas. Menurut teori ini, Paulus
memanfaatkan ucapan-ucapan yang secara luas diakui berasal dari Yesus, dan
sebagian daripadanya secara unik dilestarikan dalam Injil Tomas.
Kubu awal berpendapat bahwa bila Tomas mengenal
Perjanjian Baru, termasuk surat-surat Paulus, dan bila Tomas dianggap
memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan gnostik, maka sungguh mengejutkan
bahwa ia tidak mengambil kesempatan untuk mencantumkan banyak ayat yang akan
mendukung teologi "gnostik" seperti itu, yang hadir dalam Perjanjian
Baru yang kanonik, seperti misalnya Yohanes 8:58 "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Injil Tomas
memang mencantumkan banyak sekali bahan yang tidak ditemukan kesejajarannya di
dalam Perjanjian Baru. Namun Injil ini tidak memiliki istilah-istilah yang khas
dari Gnostisisme
abad ke-2 seperti misalnya archon, pleroma, aeon, demiurgos yang akan
diharapkan muncul dari suatu produk dari Gnostisisme historis: hal ini dianggap
oleh sebagian ahli sebagai sebuah bukti lainnya yang mendukung waktu penulisan
yang lebih awal.
Kubu Belakangan
Sebaliknya, kubu yang belakangan berpendapat bahwa
Tomas ditulis pada suatu masa setelah tahun 100, umumnya pada awal
dan pertengahan abad ke-2, namun segelintir orang berpendapat bahwa Tomas
bergantung pada Diatessaron yang disusun tak lama setelah tahun 172. Karena
potongan-potongan Injil Tomas yang berbahasa Yunani ditemukan di Mesir biasanya
dianggap ditulis antara 140
dan 200, posisi yang
sangat terlambat, pasca-Diatessaron tetap merupakan posisi minoritas kecil,
bahkan di kalangan kubu yang belakangan.
Argumen utama yang diajukan oleh kubu yang belakangan
adalah argumen dari redaksi. Dalam solusi yang paling umum diterima
terhadap masalah Sinoptik, Matius dan Lukas dianggap
sama-sama memanfaatkan Markus, ditambah lagi suatu kumpulan ucapan yang kini
hilang, yang disebut Q, untuk menyusun injil-injil mereka. Kadang-kadang
Matius dan Lukas memodifikasi kata-kata dari sumber mereka, (Markus atau Q),
dan teks yang telah dimodifikasi itu dikenal sebagai “redaksi.” Lawan-lawan
dari kubu yang belakangan berpendapat bahwa sebagian dari redaksi yang sekunder
yang diciptakan oleh Matius dan Lukas muncul di dalam Tomas, yang berarti bahwa
Tomas ditulis setelah Matius dan Lukas selesai disusun. Karena Matius dan Lukas
pada umumnya diduga disusun antara tahun 80-an dan 90-an, Tomas tentunya
disusun belakangan dari kedua waktu itu.
Para anggota dari kubu awal menjawab argumen ini
dengan mengatakan bahwa para penulis abad ke-2 mungkin adalah orang-orang
yang bertanggung jawab atas penyuntingan Sinoptik yang kini hadir di dalam
manuskrip-manuskrip Tomas yang ada di tangan kita, bukan para pengarangnya yang
asli. Namun kedua kubu ini sepakat bahwa alur teks ini pada abad ke-2
membuat penetapan waktu penulisan Tomas sangat sulit.
Sebuah argumen yang terkait ialah bahwa Matius dan
Lukas masing-masing secara independen menggabungkan tradisi-tradisi lokal
mereka sendiri ke dalam Injil-injil mereka, selain daripada tradisi yang mereka
peroleh dari Markus dan Q. Tradisi-tradisi lokal ini biasanya dikenal sebagai Sondergut
("bahan khusus"). Kubu yang belakangan mencatat bahwa paralel Tomas
tidak hanya memiliki bahan yang sama dengan Injil-injil Sinoptik, tetapi juga
bahan khusus yang ditemukan dalam masing-masing Injil mereka. Kubu yang
belakangan menyimpulkan bahwa mengakses kumpulan bahan yang berbeda-beda ini,
termasuk tradisi-tradisi lokal, akan jauh lebih mudah setelah Injil-injil
kanonik beredar daripada sebelumnya. Mereka yang percaya bahwa Tomas ditulis
pada masa yang belakangan juga mempertanyakan apa yang kelihatannya sebagai
asumsi dari mereka yang tergabung dalam kubu awal bahwa bahan-bahan
"ucapan-ucapan" pastilah lebih tua daripada Injil-injil yang lengkap,
yang mencakup narasi.
Argumen besar terakhir yang mendukung bahwa Tomas
ditulis belakangan daripada Perjanjian
Baru didasarkan pada analisis Sejarah Agama-agama. Secara khusus
dikatakan bahwa Gnostisisme adalah suatu perkembangan yang belakangan,
sementara Kekristenan yang paling awal, seperti yang terbukti dalam surat-surat
Paulus, lebih bersifat Yahudi daripada non-Yahudi dan terpusat pada kematian
dan kebangkitan Yesus lebih daripada kata-katanya. Dalam hubungan ini, dilihat
bahwa Yesus dalam Injil Tomas tidak begitu kelihatan Yahudi, dan bahwa
bentuknya yang sekarang mencerminkan karya-karya dari pemikiran Gnostik abada
ke-2, seperti misalnya penolakan terhadap dunia fisik dan kaum perempuan (lih.
Tomas 114). Harus dicatat pula bahwa Injil Yohanes penuh dengan
pernyataan-pernyataan yang berisi penolakan terhadap dunia fisik (lih. Yohanes 6:63), dan keempat
Injil menyatakan "dunia ini" adalah kepunyaan "iblis".
Graham Stanton, (The Gospels and Jesus 2002, p. 129) menemukan di
dalam Tomas suatu dokumen Gnostik: "menyingkirkan lapisan Gnostik
tidak akan pernah mudah."
Kubu awal, sebaliknya, membantah dengan mengatakan
bahwa Tomas mencerminkan sedikit sekali atau bahkan sama sekali tidak
mencerminkan gnostisisme Valentinian
seperti yang ditemukan dalam banyak teks lainnya di tempat penyimpanan
manuskrip yang ditemukan di Nag Hammadi. Malah, sebagian orang menunjukkan
bahwa tidak semua teks Nag Hammadi itu bersifat gnostik; misalnya, salah satu
teks itu adalah sebuah parafrase dari Republik, karangan Plato yang muncul
lebih awal beberapa abad sebelum gnostisisme. Juga dicatat bahwa gnostisisme
adalah suatu sistem keyakinan yang berubah-ubah yang mengandung baik
unsur-unsur lama maupun baru, dan bahwa bahan yang diidentifikasikan sebagai
"gnostik" dalam Tomas mungkin sekali merupakan sesuatu yang baru pada
tahun 50. Sementara
tentang fokus pada salib yang tidak dimiliki Tomas, para penentu tanggal yang
lebih awal berpendapat bahwa Tomas tergolong pada suatu bentuk awal
Kekristenan, yang dicontohkan oleh Q, yang memusatkan perhatian pada
ucapan-ucapan dari ajaran-ajaran Yesus. Namun bila orang merasa skeptik
terhadap Q, seperti sejumlah pakar terkemuka di Britania (lih. hipotesis Farrer),
argumen ini tidak begitu meyakinkan.
Tuduhan Seksisme dan Ucapan 114
114. Simon Petrus berkata kepada
mereka, "Suruh Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak pantas
mendapatkan kehidupan." Yesus berkata, "Lihatlah, aku akan
membimbingnya untuk menjadikannya laki-laki, sehingga ia pun dapat menjadi roh
yang hidup seperti kalian laki-laki. Karena setiap perempuan yang menjadikan
dirinya laki-laki akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Dalam Ucapan 114 dari Injil Tomas, Petrus,
yang mewakili pandangan yang ortodoks, meminta Yesus untuk menyuruh Maria
Magdalena pergi, karena perempuan pada umumnya tidak layak menerima
ajaran-ajaran rohani. Yesus menolak permintaan Petrus, dan menyatakan bahwa
kaum perempuan yang mengubah dirinya seperti laki-laki layak mendapatkan
ajaran-ajaran rohani.
Dalam buku Lee Strobel, The Case for Christ,
sebuah karya apologetik Injili, salah seorang dari apologet membuat klaim bahwa
Ucapan 114 dalam Injil Tomas menggambarkan Yesus yang menolak kaum perempuan,
dan karenanya, bersifat apokrif. Namun demikian, harus diingat bahwa yang
digambarkan mengatakan bahwa kaum perempuan tidak layak adalah Petrus, bukan
Yesus, dan bahwa Yesuslah yang menegaskan bahwa Maria Magdalena, seorang
perempuan, mempunyai hak untuk menerima ajaran-ajaran rohani. Penemuan sifat
seksis di balik ucapan ini harus ditemukan tanpa acuan kepada
pemahaman-pemahaman 'modern' tentang istilah ini, melainkan lebih dalam konteks
linguistik dari Palestina abad pertama, dimana gemanya akan
terdengar lebih inklusif. Betapa pun juga, pemahaman seperti itu akan lebih
sesuai dengan sikap yang ditunjukkan kepada kaum perempuan dalam bagian-bagian
lain dari teks ini. Injil Tomas jelas mengakui bahwa Yesus mempunyai
rasul-rasul perempuan, termasuk Maria Magdalena dan Salome, sementara semua Injil yang 'kanonik'
mengakui kaum perempuan hanya sebagai murid. Inovasi pada pihak Tomas ini dapat
dipergunakan untuk memperdebatkan tanggal penulisan yang sangat awal atau
sangat.
Dapat dicatat bahwa, dalam konteks Platonik, 'laki-laki'
dan 'perempuan' mempunyai makna filosofis yang khas, masing-masing berarti
'bentuk' dan 'isi'. Dengan demikian sifat kelaki-lakian sebuah obyek sama
dengan aturan-aturan yang memerintah komposisi formalnya, sementara sifat
keperempuanannya adalah materi yang lebih rendah daripada yang
membentuknya. Konsepsi filosofis ini berasal dari konsepsi Platonis tentang
perkembangan fetus manusia; di sini sperma laki-laki dianggap mengandung
komponen formal dari apa yang kelak menjadi embrio manusia, sementara perempuan
menyumbangkan sub-strata materialnya di dalam kandungan. Jadi, dengan makna ini,
proses menjadi 'laki-laki' sama dengan pemujaan Platonik terhadap Bentuk; Jadi, dalam
pengertian yang dekat dengan terminologi Platonik (yang tentunya lebih luas
tersebar pada zaman kuno), pernyataan Yesus akan menciptakan suatu pemahaman
tentang peningkatan rohani dan janji untuk lebih disempurnakan.
Pengaruh-pengaruh Platonik terhadap gnostisisme dapat ditemukan di
tempat-tempat lain, misalnya dalam konsepsi yang lazim tentang demiurgos.
Injil Tomas dan Kanon Perjanjian
Baru
Kenyataan bahwa Injil Tomas tampaknya tidak pernah
dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam Perjanjian
Baru dipandang sebagian orang sebagai petunjuk bahwa kitab ini berasal dari
waktu yang belakangan — bila memang kitab ini ditulis oleh rasul Tomas,
demikian pendapat mereka, argue, tentu setidak-tidaknya kitab ini telah
dipertimbangkan dengan serius pada abad segera setelah kematian
Yesus. Pandangan ini lebih populer di antara orang-orang Kristen yang
menerima kanon Perjanjian Baru yang diilhamkan secara ilahi
sebagai pernyataan iman mereka — khususnya mereka yang menganggap dirinya orang
Kristen yang fundamentalis atau evangelikal.
Reaksi yang keras dan meluas terhadap kanon Marcion, kanon
Perjanjian Baru pertama yang diketahui pernah diciptakan, mungkin memperlihatkan
bahwa pada 140 M., telah diterima secara luas bahwa teks-teks yang lain
merupakan bagian dari catatan mengenai kehidupan dan pelayanan Yesus.
Meskipun argumen-argumen mengenai sejumlah kitab yang
berpotensi masuk ke dalam Perjanjian Baru, seperti misalnya Gembala dari Hermas
dan Kitab
Wahyu, berlanjut terus hingga abad ke-4
M., empat Injil kanonik, yang diyakini berasal dari Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes, secara universal diterima di antara orang-orang Kristen ortodoks
sekurang-kurangnya sejak pertengahan abad ke-2. Karya Diatessaron
Tatian yang luas digunakan, dan disusun antara 160 dan 175 M., memanfaatken
keempat Injil tanpa mempertimbangkan kitab-kitab yang lainnya. Irenaeus dari
Lyons menulis pada akhir abad ke-2 M. bahwa karena ada empat penjuru bumi, …
sungguh tepatlah bila Gereja mempunyai empat tiang, … keempat Kitab Injil (Melawan
Ajaran-ajaran Sesat, 3:1), dan tak lama kemudian membuat kutipan pertama
yang diketahui dari Injil yang keempat – versi kanonik dari Injil Yohanes. Fragmen Muratoria dari
akhir abad ke-2 M. juga mengakui hanya ketiga Injil Sinoptik dan Yohanes. Pakar
Alkitab Bruce Metzger menulis
mengenai pembentukan kanon Perjanjian Baru, "Meskipun batas-batas pinggir
dari kanon yang sedang muncul itu belum ditetapkan selama beberapa generasi,
terdapat kesepakatan yang tinggi mengenai bagian terbesar dari Perjanjian Baru
di antara begitu banyak jemaat orang percaya yang sangat beraneka ragam dan
tersebar di mana-mana, bukan hanya di seluruh dunia Laut Tengah tetapi juga
meluas hingga mencakup wilayah yang merentang dari Britania hingga ke
Mesopotamia."
Perlu dicatat bahwa informasi tentang Yesus historis
saja bukanlah satu-satunya kriteria untuk menerima sebuah kitab ke dalam kanon
Perjanjian Baru. Para penyusun kanon memilih untuk memasukkan banyak kitab yang
tidak memuat informasi tentang Yesus historis ataupun ajaran-ajaran dari Yesus
historis, seperti misalnya Surat-surat dan Kitab Wahyu.
Injil Tomas mungkin tidak dimasukkan ke dalam kanon
Perjanjian Baru karena:
- Isinya dianggap sesat.
- Dianggap tidak otentik.
- Tidak dikenal oleh para penyusun Kanon.
- Dianggap dikalahkan oleh Injil-injil Naratif.
- Tergolong dalam suatu cabang kekristenan yang berada di luar lingkaran Atanasius dari Alexandria yang dominan.
- Penekanannya pada spiritualitas pribadi di luar Gereja dianggap anatema bagi kepentingan agama yang terorganisasi.
Filsafat Injil Tomas
Injil Tomas bersifat mistik — Injil ini menekankan pengalaman yang langsung, tanpa
perantara, dengan Yang Ilahi. Yesus digambarkan sebagai seorang mistagog, seorang guru misteri
ilahi, meskipun tidak pernah sebagai "Juru Selamat" seperti dalam Injil
Yohanes. Sementara penekanan dalam Yohanes seimbang antara mujizat-mujizatnya
dan kata-katanya, penekanan dalam
Injil Tomas semata-mata pada kata-kata Yesus. Penemuan akan penafsiran mengenai
kata-kata inilah yang menghasilkan pencerahan. Injil Tomas mencatat hal
ini sebagai salah satu dari ucapan-ucapan Yesus: "Ia yang menemukan
penafsiran-penafsiran dari ajaran-ajaran rahasia ini tidak akan merasakan
kematian" — dan kerahasiaan inilah yang merupakan kontras yang sangat
tajam dengan semua ajaran dan Kanon Gereja. Temanya menemukan kesejajaran dalam
Yohanes, meskipun maksudnya adalah menyerangnya; dengan demikian, dalam
Yohanes, keselamatan dipahami sebagai keselamatan dari
Hukuman Kekal, dan tidak
tergantung pada rahasia apa pun.
Berbeda dengan Yohanes, yang membedakan
ketidakpercayaan dengan kepercayaan kepada Yesus sebagai Juru Selamat, Injil
Tomas mempunyai premis keselamatan yang tergantung pada suatu
pemahaman yang tercerahkan tentang identitas sejati si pendengarnya — suatu
gambaran tentang si pendengar sebagai ilahi. Apabila ucapan-ucapan itu
paralel dengan apa yang ditemukan dalam Matius dan Lukas, yaitu ucapan-ucapan
di dalam Q, mereka ditempatkan tanpa konteks yang lebih dikenal. Bila dibiarkan
dengan cara ini, maka ucapan-ucapan itu tampaknya penuh dengan gnosis
meskipun tak satupun dari aparatus dari Gnostisisme
yang telah berkembang, seperti dalam Pistis Sophia, dapat
ditemukan.
Injil Yohanes menekankan Yesus sebagai "anak
tunggal" Bapa (Yohanes 1:3), dan dengan demikian memberikan kepada Yesus
status yang unik di antara manusia. Dalam Injil Tomas tertulis Yesus
mengatakan bahwa "Kerajaan Bapa menyebar di muka bumi, dan manusia tidak
melihatnya." Hal ini pun dapat ditafsirkan sebagai upaya Yesus untuk
menghadirkan pencerahan melalui ajaran-ajarannya bahwa keberadaan manusia
bukanlah terutama materi melainkan lebih merupakan keberadaan rohani — dengan
demikian klaimnya tentang keilahiannya sendiri menyiratkan bahwa
"keilahian" ini tidaklah terbatas kepada dirinya saja, melainkan
menjadi milik dari siapa pun yang telah dilahirkan kembali secara rohani. Di
sini kembali kita menemukan kontras yang sangat jelas dengan Kekristenan
kanonik.
Elaine Pagels berpendapat dalam Beyond Belief
bahwa, meskipun alur Kekristenan ini telah mati, banyak mistik Kristen yang
besar secara independen mengambil gagasan-gagasan yang serupa dengan Tomas,
dari Meister Eckhart hingga Teresa dari Avila hingga
Santo Yohanes dari
Salib. Sebaliknya, para sarjana Kristen arus utama, berusaha membuat
pembedaan yang jelas antara gagasan-gagasan dasar dari para mistik Kristen ini
dan pengarang Injil Tomas.
Pentingnya Injil Tomas dan Penulisnya
Betapapun juga Injil Tomas adalah salah satu laporan
paling awal tentang pengajaran Yesus di luar Injil-injil yang kanonik dan
karena itu dianggap sebagai teks yang berharga. Sebagian orang mengatakan bahwa
Injil ini tidak menyebut-nyebut masalah kebangkitan Yesus, suatu pokok penting
bagi iman orang Kristen.
Namun demikian, suatu pandangan minoritas menafsirkan bahwa kata-kata pembukaan
kitab ini, “Ini adalah ucapan-ucapan rahasia yang diucapkan oleh Yesus yang
hidup dan yang dituliskan oleh Didimos Yudas Tomas" (terjemahan Nag Hammadi Library,
2d. edition, ISBN
0-06-066935-7) berarti bahwa ucapan-ucapan itu disajikan sebagai pengajaran
Yesus Kristus setelah kebangkitan, seperti yang terlihat dari penggunaan
istilah "yang hidup." Ayat terakhir kitab ini, yang menyentak banyak
penafsir sebagai tambahan pada suatu masa yang belakangan, mungkin mencerminkan
suatu sikap yang memusuhi perempuan (misogini) yang umum, yang sesungguhnya
tidak ditemukan di bagian-bagian lain dari teks ini, yang juga merujuk kepada
“kehidupan” dalam pengertian satu-satunya, yaitu “kehidupan yang kekal”.
114. Simon Petrus berkata kepada
mereka, "Suruh Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak pantas
mendapatkan kehidupan." Yesus berkata, "Lihatlah, aku akan
membimbingnya untuk menjadikannya laki-laki, sehingga ia pun dapat menjadi roh
yang hidup seperti kalian laki-laki. Karena setiap perempuan yang menjadikan
dirinya laki-laki akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Sebagian ahli menganggap Injil ini sebagai sebuah teks
gnostik, karena ditemukan di
sebuah perpustakaan yang terutama sekali memuat teks-teks Gnostik. Yang lainnya
menolak penafsiran ini, karena Tomas tidak memiliki mitologi Gnostisisme yang
penuh seperti yang digambarkan oleh Irenaeus dari Lyons,
sekitar tahun 185 atau
yang diakui oleh keilmuan modern. Para sarjana yang lainnya lagi melihat
peredaksian yang semakin lama bersifat semakin Gnostik bila mereka
membandingkan ucapan-ucapan dalam Perjanjian Baru dengan ucapan-ucapan yang
paralel dalam versi bahasa Yunani dari Injil Tomas (sekitar 200), dan
ucapan-ucapan di dalam versi Koptik (sekitar 340). Tak satupun kelompok besar
Kristen yang menerima Injil ini sebagai kanonik atau berwibawa.
Injil ini jelas ditulis dari sudut pandang Didimus Yudas Tomas,
salah seorang dari kedua belas murid Yesus (yang muncul dalam Injil
Yohanes sebagai "Tomas si peragu"). Injil ini mengklaim bahwa
pernyataan-pernyataan dan perumpamaan-perumpamaan khusus (yang dicatat di dalam
teks ini) dibuat hanya untuk Tomas. Namun, Injil ini adalah sebuah kumpulan
dari ucapan-ucapan dan perumpamaan-perumpamaan, yang tidak mengandung kisah
naratif dari kehidupan Yesus, yang dimuat oleh keempat Injil kanonik.
Injil ini penting bagi para sarjana yang meneliti Injil Q, yang, seperti Tomas,
diyakini sebagai kumpulan dari ucapan-ucapan atau ajaran-ajaran Yesus. Meskipun
tidak ada satu salinan pun dari Q yang pernah ditemukan, kenyataan bahwa Tomas
adalah sebuah Injil yang berisi ucapan-ucapan Yesus, oleh sebagian orang
dipahami sebagai petunjuk bahwa seorang Kristen perdana memang menulis kumpulan
dari ucapan-ucapan Yesus, dan dengan demikian mereka merasa bahwa Injil Tomas
membuat teori Q semakin dapat dipercaya.
Injil Tomas dan Yesus Historis
Para pakar modern menggunakan tiga kriteria untuk
menetapkan apakah yang mungkin telah diajarkan oleh Yesus yang historis: banyak
kesaksian, perbedaan, dan kredibilitas kontekstual. Banyak sarjana modern yakin
bahwa Injil Tomas ditulis secara independen dari Perjanjian Baru, dan karena
itu merupakan pembimbing yang bermanfaat bagi penelitian Yesus yang historis.
Dengan menemukan ucapan-ucapan dalam Injil Tomas
yang bertumpang tindih dengan Q, Markus, Matius, Lukas, Yohanes dan Paulus,
para pakar merasa bahwa ucapan-ucapan itu mewakili “banyak kesaksian” dan
karenanya kemungkinan besar berasal dari Yesus yang historis, daripada
ucapan-ucapan yang hanya dipersaksikan sekali saja, seperti halnya kebanyakan
bahan dalam Yohanes.
Injil Tomas juga telah digunakan oleh para teoris mitisis
Kristus, seperti misalnya Earl Doherty, penulis The
Jesus Puzzle, dan Timothy Freke, penulis The Jesus Mysteries, bahwa
kekristenan tidak berawal pada Yesus historis,
melainkan sebagai suatu adaptasi Yahudi terhadap agama-agama misteri
Yunani. Kumpulan ajaran yang dihubungkan dengan Yesus mewakili bagian inisiasi
ke dalam rahasia-rahasia dari agama mereka.
Injil Tomas dianggap oleh beberapa individu sebagai satu penemuan
yang paling penting dalam memahami Kekristenan perdana di luar Perjanjian Baru.
Kitab ini memberikan kesaksian tentang kepelbagaian yang luar biasa di dalam
Kekristenan perdana, dan pemahaman-pemahaman yang sangat berbeda tentang Yesus.
Kitab ini juga menjadi jendela ke dalam pandangan dunia dari budaya kuno ini
dan jendela ke dalam perdebatan-perdebatan serta pergumulan-pergumulan di
kalangan Kekristenan perdana, dan hubungan serta perpecahannya dengan Yudaisme.
Perbedaan antara Berbagai Terjemahan
Dalam menerjemahkan teks-teks kuno, seringkali makna
katanya diungkapkan hanya secara ringkas, dan, setelah diterjemahkan, harus
ditransliterasikan agar maknanya dapat dipahami. Inilah yang terjadi dengan
semua terjemahan, karena masing-masing mengungkapkan keterbatasn dan perubahan
bahasa, dalam tugas-tugas yang menyimpang; karena cukup deskriptif, dan
karena mudah digunakan dalam bahasa biasa. Dalam Injil Tomas, logion 66
adalah sebuah contoh terkenal tentang bagaimana terjemahan seringkali berbeda
secara tersamar dalam transliterasinya yang sebenarnya.
66. Yesus berkata, "Perlihatkanlah kepada-Ku
batu yang dibuang oleh para tukang bangunan: yaitu batu utama (keystone)."
(Dari Scholars Translation - Stephen Patterson and Marvin Meyer.)
Bandingkanlah terjemahan di atas dengan penafsiran di
bawah:
66. Yesus berkata, "Ajarilah Aku mengenai
batu ini yang dibuang oleh para tukang bangunan; inilah batu penjuru (corner
stone)." (Edisi Brill.)
Penggunaan kata "batu penjuru", dalam edisi
Brill edition, tidak akurat untuk makna ini, dan kata yang tepat adalah
"batu utama" (keystone), seperti dalam terjemahan Patterson-Meyer.
Untuk memahami perbedaannya, kita harus memikirkan sepenuhnya perumpamaan ini
serta maksudnya. Seperti dalam semua perumpamaan
Kristen, makna
yang lebih dalam mencerminkan sebuah kisah moral. Dalam hal ini, maknanya
diperoleh dengan membandingkan pembangunan sebuah gapura:
Dalam memilih batu-batu untuk
gapura, batu-batu yang paling aneh bentuknya, yang tidak berguna, ditolak, dan
dibuang. Para tukang bangunan memilih batu penjuru terlebih dulu;
batu-batu itu harus kuat, berbentuk persegi empat dan harus berfungsi baik
sebagai fondasi. Sementara masing-masing tiang yang terpisah dibangun hingga ke
atas, batu-batu dipilih karena bentuknya yang sedikit melengkung, untuk
mempertemukan puncak tiang-tiangnya.
Akhirnya, batu utama harus
dipilih. Batu ini harus mempunyai sudut yang sangat tajam untuk memungkinkan
sifat-sifat dari kedua belah gapura itu: Menurut perumpamaan Yesus, inilah batu
yang pertama-tama ditolak, berdasarkan perhitungan pertama para tukang
bangunan, dan baru setelah semua batu yang lain telah dipasang, maka batu utama
ini akan kelihatan manfaatnnya.
Perbandingan Injil Tomas
dengan Perjanjian Baru
Injil Tomas tidak menyapa Yesus sebagai "Kristus" atau
"Tuhan" seperti dalam Perjanjian Baru, melainkan semata-mata dengan
namanya, "Yesus." Injil Tomas juga tidak menyebut-nyebut doktrin-doktrin
Kristen yang klasik seperti Setan, iblis, Kedatangan yang kedua kali, dosa, atau tanda-tanda. Namun demikian, Injil ini memuat sejumlah
perumpamaan yang serupa dengan apa yang ditemukan dalam Injil-injil kanonik
yang mengandung tema-tema termasuk neraka, hukuman kekal, surga, Kerajaan
Allah, mujizat
(perintah Yesus kepada para pengikutnya untuk menyembuhkan orang lain), dan keselamatan.
Injil Tomas tidak memuat daftar keduabelas
rasul, meskipun memang disebutkan nama Yakobus
yang Adil secara khusus ("Di mana pun engkau berada engkau harus pergi
kepada Yakobus yang Adil, karena demi dialah langit dan bumi diciptakan");
Simon
Petrus; Matius;
Tomas, yang
dipanggil khusus dan menerima tiga pokok penyataan; Maria;
dan Salome. Meskipun Maria Magdalena dan Salome
disebutkan di antara murid-murid, Injil-injil kanonik dan “Kisah” hanya
menyebutkan nama laki-laki, dan membuat pembedaan antara “murid-murid” dan
kelompok “murid” yang dua belas orang— suatu istilah bahasa Yunani yang tidak
muncul dalam Tomas — dengan berbagai daftar nama yang membuat keduabelas orang
itu kanonik. Meskipun Yakobus yang Adil sering disebut-sebut secara positif,
yang biasanya dianggap sebagai orang Kristen yang “pro-sunat”, Injil Tomas
pun menolak sunat.
Murid-muridnya berkata kepadanya, "Apakah sunat itu bermanfaat
atau tidak?" Ia menjawab mereka, "Bila bermanfaat, ayah mereka
tentu sudah menghasilkan anak-anak yang sudah disunat dari ibu mereka.
Sebaliknya, sunat yang sejati di dalam roh itulah yang bermanfaat dalam segala
hal."
Bandingkan dengan Tomas 8 SV
8. Dan Yesus berkata, "Orang itu bagaikan
seorang nelayan yang bijaksana yang menebarkan jalanya ke laut dan menariknya
kembali dari laut penuh dengan ikan-ikan kecil. Di antara mereka si nelayan
yang bijaksana ini menemukan seekor ikan yang bagus dan besar. Ia melemparkan
semua ikan kecil itu kembali ke laut, dan dengan mudah memilih ikan yang besar.
Barangsiapa mempunyai dua telinga yang baik hendaklah ia mendengarkan! "
dengan Matius 13:47-50
47"Demikian pula hal Kerajaan
Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan
berbagai-bagai jenis ikan. 48Setelah penuh, pukat itupun diseret
orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam
pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49Demikianlah juga pada
akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang
benar, 50lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di
sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Perhatikan bahwa Tomas membedakan antara ikan-ikan
yang besar dan kecil, sementara Matius membedakan antara ikan-ikan yang baik
dan yang tidak baik. Lebih jauh, versi Tomas hanya menyebutkan seekor ikan yang
tinggal, sementara versi Matius menyiratkan banyak ikan yang baik yang tersisa.
Cara masing-masing Injil menutup perumpamaan ini
mengandung pelajaran. Versi Tomas mengundang pembaca untuk menarik
kesimpulannya sendiri tentang apa yang dikatakan oleh perumpamaan itu,
sementara Matius memberikan penjelasan yang menghubungkan teks itu dengan akhir
zaman yang bersifat apokaliptik.
Sebuah contoh yang lain adalah perumpamaan tentang domba yang
hilang, yang terdapat paralelnya dalam Matius, Lukas, Yohanes, dan Tomas.
Inilah perumpamaan tentang domba yang hilang dalam Matius 18:12-14
12"Bagaimana pendapatmu? Jika
seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah
ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi
mencari yang sesat itu? 13Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu
dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14Demikian
juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak
ini hilang."
Inilah perumpamaan tentang domba yang hilang dalam Lukas 15:3-7
3Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini
kepada mereka: 4"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus
ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan
yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat
itu sampai ia menemukannya? 5Dan kalau ia telah menemukannya, ia
meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 6dan setibanya di
rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada
mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu
telah kutemukan. 7Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada
sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada
sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan."
Ini adalah perumpamaan tentang domba yang hilang dalam
Yohanes 10:1-18
1"Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui
pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang
perampok; 2tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala
domba. 3Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya
ke luar. 4Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan
di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal
suaranya. 5Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah
mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka
kenal." 6Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada
mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada
mereka. :7Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8Semua orang
yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak
mendengarkan mereka. 9Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku,
ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 11Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 12sedangkan
seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu
sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu
lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13Ia
lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
14Akulah gembala yang baik dan Aku
mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15sama
seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku
bagi domba-domba-Ku. 16Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
17Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk
menerimanya kembali. 18Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku."
Dan berikut ini adalah perumpamaan tentang domba yang
hilang dalam Tomas 107 SV
107. Yesus berkata,
"Kerajaan itu adalah bagaikan seorang gembala yang mempunyai seratus ekor
domba. Seekor di antaranya, yang terbesar, tersesat. Ia meninggalkan yang
sembilan puluh sembilan ekor dan mencari yang seekor itu hingga ia
menemukannya. Setelah berusaha keras, ia mengatakan kepada domba itu, Aku
mengasihi engkau lebih daripada yang sembilan puluh sembilan."
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Tomas.
naskah di atas sudah diedit tanpa mengurangi isinya
naskah di atas sudah diedit tanpa mengurangi isinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar