Kunjungan Ke Sungai Linggih
Sungai Linggih adalah nama tempat di Pulau Sugi. Di sana ada
satu kelompok umat. Jumlah mereka sekitar 12 - 20 orang. Sempat lama tak
mendapatkan pelayanan. Baru pada hari Rabu menjelang Kamis Putih tahun 2011,
romo Adrian berkunjung ke sana. Sejak saat itu, mulailah dibuka kembali
pelayanan ke sana. Jadwal pelayanan dua bulan sekali.
Untuk ke sana, kita harus carter pompong dengan harga Rp 350.000,- pulang pergi. Untuk meramaikan kunjungan, maka setiap kali berangkat, kami membawa rombongan dari Moro sekitar 10-20 orang. Jarak waktu tempuh sekitar 3 jam. Itu pun tergantung dengan situasi laut.
Inilah foto kunjungan pertama ke Sungai Linggih
Memasuki Kampung Selat Binga. Di sini kami turun lalu berjalan kaki. Soal jaraknya tak ada yang tahu. Tapi soal waktu tempuhnya kurang lebih sekitar 1 jam 15 menit.
Mulai memasuki kawasan hutan. Kami harus naik dan turun bukit, mengikuti jalan setapak.
Istirahat sejanak untuk mengumpulkan tenaga demi perjalanan lanjut yang masih panjang.
Tetap ceriah dan tersenyum sekalipun melelahkan. Dan jangan lupa juga untuk pasang gaya....
Memasuki perkebunan orang. Senyum dan tawa tak pernah ketinggalan...
Akhirnya sampai juga. Inilah kapela di Sungai Linggih. Kapela ini dibangun pada masa kepemimpinan Romo Vincen sebagai pastor paroki.
Kondisi bagian dalam kapela. Sungguh sangat memprihatinkan. Hal ini karena sudah lama tidak ada kunjungan sehingga kapela jarang digunakan.
Berfoto bersama setelah selesai merayakan ekaristi.
Menuju ke perumahan umat. Dulu di sini ada cukup banyak umatnya. Namun dalam perjalanan waktu, perlahan-lahan umatnya mulai berkurang. Di rumah inilah akhirnya kami melanjutkan kegembiraan bersama, setelah sebelumnya menikmati santapan rohani, di sini bersama-sama kami menikmati santapan ragawi.
Akhirnya kami pulang, karena waktu sudah senja. Kami pulang melalui kampung Kang, mengikuti nasehat umat di sana. Alasan mereka: jalan menuju ke sana datar (tidak ada bukit) dan lebih dekat (sekitar 35 menit).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar