Selasa, 10 Juli 2012

(Pencerahan) Kekakuan pada Tradisi


KUCING SANG GURU

Setiap kali guru siap untuk melakukan ibadat malam,
kucing asrama mengeong-ngeong,
sehingga mengganggu orang yang sedang berdoa.
Maka ia menyuruh supaya kucing itu diikat
selama ibadat malam.

Lama sesudah guru meninggal,
kucing itu masih tetap diikat
selama ibadat malam.
Dan setelah kucing itu mati,
dibawalah kucing baru ke asrama,
untuk dapat diikat
sebagaimana biasa terjadi selama ibadat malam.

Berabad-abad kemudian
kitab-kitab tafsir penuh dengan tulisan ilmiah
murid-murid sang guru,
mengenai peranan penting seekor kucing
dalam ibadat yang diatur sebagaimana mestinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar