Selasa, 24 Februari 2015

(Refleksi) Menjadi Rasul Modern

SYARAT MENJADI RASUL ERA BARU
Pengantar
Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi dan Bunda Maria. Wawancara batin adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah komunikasi inderawi. Dalam wawancara batin ini orang tidak mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan tidak ada sesuatu yang bisa disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan anugerah dalam bentuk pesan yang disampaikan Allah kepada kita supaya dilaksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1991, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Sekalipun ditujukan kepada para imam, akan tetapi pesannya bisa juga digunakan untuk kaum awam pada umumnya.

Semuanya tergantung sejauh mana keterbukaan mata hati kita membacanya.

Pesan Bunda Maria
“Aku minta kepadamu untuk menjadi rasul-rasul era baru, yang menantikanmu. Untuk itu, aku membentuk hati baru dalam dirimu supaya kamu dapat mengetahui bagaimana mengasihi setiap orang dengan kasihku yang keibuan dan rahim. Jangan merendahkan beberapa orang di antara kamu, yang karena kelemahan, telah jatuh ke dalam kompromi dengan musuhku yang kini sudah dikalahkan. Jangan sekali-kali merasa enggan terhadap mereka. Yang lama sekarang sudah berlalu. Kini kamu dipanggil untuk menjalani masa baru dan tugas-tugas baru menantikanmu.

Tugas baru menantikan kamu, yakni tugas untuk membangun Gereja, yang sudah sedemikian dianiaya dan dirusak oleh musuhku. Untuk itu, aku mendesakmu untuk menjadi imam yang semakin setia, untuk menjadi saksi kesatuan dan kasih bagi Paus dan bagi para uskupmu. Lakukanlah pelayananmu dengan sukacita dan dengan antusias; berikanlah kepada semua orang terang Kristus dan terang Injil-Nya; jadilah pelayan rahmat dan kekudusan. Dengan demikian, lewat kamu, Gereja akan mulai bersinar kembali dengan terang cemerlang bagi semua orang yang hidup di negerimu ini.

Tugas baru menantikanmu, yakni tugas untuk menginjili umat manusia yang malang ini, yang telah sedemikain ditipu dan diperdayakan oleh roh jahat. Bayangkan jumlah besar anakku, terutama kaum muda – yang telah bertahun-tahun dididik di sekolah penyangkalan terhadap Allah dan penolakan hukum kasih-Nya. Mereka itu domba kecil dan direngut dari kawanan gembala ilahimu dan disesatkan di jalan kejahatan, dosa dan kemalangan. Raihlah mereka, yakni anak-anakku yang tersesat ini, ke dalam rengkuhan imamatmu dan tuntunlah mereka ke tempat penggembalaan yang aman di dalam Hatiku Yang Tak Bernoda. Oleh karena itu, bertahanlah dalam pelayanan katekesemu, sambil memberikan terang kebenaran yang telah dinyatakan Kristus kepadamu, untuk membentuk semua orang tetap tinggal di dalam iman yang benar. Dengan cara ini kamu mengamalkan tugas penginjillan-Nya yang kedua, yang sedemikian dituntut oleh si sulung dari putera-puteraku terkasih, Paus Yohanes Paulus II.

Tugas baru menantikanmu, yakni tugas untuk mengoleskan salep sejuk kasih keibuanku pada begitu banyak luka yang menganga dan berdarah. Perhatikanlah betapa banyaknya orang yang miskin, yang tersesat, berdosa, malang, terpukul, patah semangat, ditinggalkan, kesepian, putus asa. Kamu harus menjadi ungkapan kasihku dan ungkapan kepedulian keibuanku. Kasihilah semua orang dengan kekuatan hati imamatmu dan dengan terang yang diberikan kepadamu oleh Bunda surgawimu.

Kalau kamu melaksanakan tugas ini, yang hari ini kupercayakan kepadamu, kamu sungguh menjadi rasul-rasul era baru yang sudah aku mulai di sini.”

diedit dari: Marian Centre Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih Bunda Maria. Jilid 2 (hlm 376 – 377)
Baca juga:
4.      Injil konteks Kini
5.      OMK bangkitlah!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar