Hari ini Gereja
Universal merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Pesta ini bukan semata-mata
merayakan kursi jabatan Paus di Vatikan, melainkan lebih pada ungkapan kesatuan
sebagai Gereja Universal. Dan dalam merayakan pesta ini, Umat Allah, khususnya
pimpinan Gereja diajak untuk merefleksikan makna jabatan dalam ajaran Sang
Guru, Tuhan kita Yesus Kristus.
Cukup menarik kalau
melihat dan membaca bacaan pertama dalam perayaan ekaristi pesta hari ini yang
diambil dari Surat Rasul Petrus yang pertama. Di sini Petrus, sebagai pemimpin,
memberikan nasehat kepada para pemimpin umat. Kalau kita membacanya, memang
konteks ceritanya terjadi pada masa lalu, namun masih relevan untuk masa
sekarang. Bagaimana Surat Rasul Petrus ini dibacakan untuk konteks kini?
1Ptr
5:1 Aku
menasihatkan kalian, para uskup dan para imam, aku sebagai rekan seimamat dan
saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang
akan dinyatakan kelak.
1Ptr 5:2 Gembalakanlah Umat Allah yang ada
padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah. Hendaknya pelayananmu merupakan pengabdian diri, bukannya mencari
pujian, kuasa dan kekayaan.
1Ptr 5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah
kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi teladan bagi mereka. Ingat, kalian sudah mengikrarkan janji selibat,
ketaatan dan kemiskinan. Tunjukkanlah itu dalam hidupmu sebagai teladan hidup.
1Ptr 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung
datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Jakarta, 21 Februari 2014
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar