PESAN PAUS FRANSISKUS BUAT GEREJA
Dalam pertemuannya dengan para anggota Kongregasi Uskup
Vatikan, Paus Fransiskus berbicara banyak tentang karakteristik para pemimpin
Gereja yang dibutuhkan. Memang pembicaraan lebih difokuskan kepada sosok uskup
dan/atau calon uskup. Namun pesan Paus ini dapat juga diterapkan untuk seluruh
umat Allah.
Salah satu pesan Beliau adalah, “Gereja tidak membutuhkan pembela
atau tentara salib untuk pertempuran, tetapi menjadi penabur rendah hati dan
percaya kebenaran, yang tahu bahwa itu selalu diberikan kepada mereka
dan kepercayaan dalam kekuasaan-Nya.” (Untuk mengetahui pesan-pesan Paus Fransiskus yang lain, klik disini)
Dalam pernyataannya ini Paus Fransiskus mau mengatakan bahwa
Gereja sudah “mengubur” sejarahnya yang
gelap dengan peristiwa Perang Salibnya. Sudah tak zamannya lagi Gereja
bertempur membela iman sampai-sampai menimbulkan kerugian material dan moril,
bahkan korban nyawa, bukan hanya di pihak Gereja sendiri, melainkan di pihak
lain. Alasannya, setiap pertempuran selalu menimbulkan aksi kekerasan dan
berdampak pada kerusakan dan kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. Hal inilah
yang mau ditinggalkan Paus.
Sebagai gantinya, Paus mengajak umat untuk menjalani atau
menghayati imannya di tengah kehidupan. Salah satunya adalah dengan menjadi penabur rendah hati dan percaya kebenaran.
Ada dua hal yang perlu ditekankan untuk penghayatan iman ini, yaitu percaya
pada kebenaran dan sikap rendah hati. Sebelum menghayati iman, seseorang
terlebih dahulu harus percaya pada apa yang diimaninya itu. Dalam dalam
usahanya menampilkan atau mewartakan imannya itu, dibutuhkan sikap rendah hati,
bukan memaksakan kehendak. Sikap rendah hati dibutuhkan untuk menghindari
terjadikan konflik atau konfrontasi.
Jakarta, 4 Maret 2014
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar