SANTO MALAKIOS ARMAGH, PENGAKU IMAN
Mengenai pribadi Malakios, Santo Bernardus menulis, “Di
antara semua mujizat Santo Malakios, mujizat yang terbesar ialah dirinya
sendiri.” Kalimat ini berarti bahwa kemenangan paripurna atas dirinya merupakan
keajaiban yang besar yang hanya dapat kita pahami sebagai karunia rahmat Allah.
Malakios O’More lahir di Armagh, Irlandia Utara, pada tahun
1095 dan meninggal dunia pada tanggal 2 November 1148. Setelah ditahbiskan
menjadi imam pada tahun 1120, ia berusaha keras untuk membaharui tata tertib
hidup Gereja Irlandia. Salah satu hal yang mencolok di dalam Gereja Irlandia
pada masa itu ialah penerapan sistem klen di dalam hierarki Gereja. Jabatan tinggi
dan rendah di dalam administrasi Gereja dikuasai oleh keluarga tertentu. Kecuali
itu ciri khas monastik sangat kuat mewarnai kehidupan Gereja Keltik Irlandia. Pemimpin
sekolah-sejolah biara adalah uskup dan orang-orang dari keluarganya sendiri. Ketika
terjadi penggebrekan oleh para bajak laut Denmark, ribuan rahib dibunuh; ada
yang melarikan diri ke luar negeri. Dalam situasi itu anggota keluarga uskup
yang berstatus awam menjaga kekayaan biara. Kehidupan keagamaan merosot dan
biara-biara tak terpelihara baik. Orang-orang awam yang menguasai kekayaan
biara menganggap kepemimpinan biara sebagai hak turunan.
Salah satu biara yang terkenal ialah biara Bangor di County
Down. Paman Malakios, seorang awam, memegang gelar kehormatan sebagai abbas di
biara itu. Pada tahun 1123 ia mengalihkan jabatan itu kepada Malakios. Dengan berbagai
cara Malakios mulai membaharui kembali biara itu dan mengamankan semua miliknya
termasuk tanah-tanah. Bersama 10 orang muridnya, ia mulai membangun kembali
rumah-rumah biara itu. Oleh karena keberhasilannya itu, ia ditahbiskan menjadi
Uskup Down dan Connor. Dalam kedudukan itu ia mempunyai kekuatan untuk
membaharui Gereja Irlandia dan kehidupan sakramental di antara umat serta
menegakkan disiplin hidup para rohaniwan.
Sementara itu, Celsus, Uskup Armagh, meminta Malakios untuk
menduduki takhta keuskupan Armagh, meskipun sanak keluarga Celsus yang telah
menguasai keuskupan itu selama 100 tahun tidak menyetujui keputusan itu. Pada tahun
1139, ia pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran Uskup Agung untuk
takhta Keuskupan Armagh dan Cashel. Ia singgah di biara Clairvaux, Perancis. Di
sana ia bertemu dan berkenalan dengan Santo Bernardus. Ia kagum akan cara hidup
para biarawan di dalam biara Clairvaux itu. Baginya biara itu sungguh-sungguh
menampakkan surga di dunia ini. Karena begitu terkesan maka ia mengajukan
permohonan kepada Paus Innosensius III (1198 – 1206) mengangkat dia menjadi
utusannya ke Irlandia.
Dalam perjalanannya kembali ke Irlandia, ia singgah lagi di
Clairvaux: empat orang imamnya tetap tinggal di sana untuk mempelajari cara
hidup membiara ala Clairvaux. Di kemudian
hari bersama 4 orang imam itu, Malakios mendirikan biara Cistercian Mellifont,
dekat Drogheda, Irlandia. Ketika semua tugas yang dibebankan Paus kepadanya
selesai dilaksanakan, demikian juga semua urusan penting menyangkut pendirian
biara itu, Malakios pergi lagi ke Roma untuk melaporkannya kepada Paus. Ia singgah
lagi di biara Clairvaux. Tetapi di biara itu ia jatuh sakit dan kemudian
meninggal dunia pada tanggal 2 November 1148 di pangkuan Santo Bernardus. Ia dinyatakan
‘kudus’ pada tahun 1190 oleh Paus Klemens III (1187 – 1191).
Malakios dikenal sebagai orang kudus yang menaruh hormat
besar kepada orang-orang mati dan sangat rajin mendoakan keselamatan mereka. Ia
berusaha agar jenazah mereka dimakamkan secara kristiani. Banyak orang
menertawakan dia karena terlalu memperhatikan orang-orang yang sudah meninggal.
Tak erkecuali saudarinya sendiri. Hari kematiannya pada tanggal 2 November itu
tepat dengan hari peringatan jiwa-jiwa di Api Penyucian. Tanggal itu tepat
benar bagi Malakios yang selalu mendoakan keselamatan jiwa-jiwa di api
penyucian.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
2. St. Hubertus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar