Renungan Hari Senin
Biasa XIX, Thn A/II
Bac I Yeh 1: 2 – 5, 24 – 2: 1a; Injil Mat 17: 22 – 27;
Injil hari ini mengungkapkan reaksi para murid atas pernyataan
Tuhan Yesus bahwa diri-Nya akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan dibunuh,
namun bangkit pada hari ketiga. Dikatakan bahwa para murid terlihat bersedih. Kesedihan
para murid ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, mereka akan berpisah dengan Guru mereka. Tak bisa lagi
mereka berlama-lama dengan Tuhan Yesus. Kedua,
ada kemungkinan harapan mereka akan posisi jabatan penting jika Yesus tetap
hidup tidak dapat mereka nikmati. Memang tidak dinyatakan dengan jelas
kesedihan mereka itu karena apa. Namun yang jelas adalah para murid tidak bisa menerima
pernyataan Tuhan Yesus karena mereka punya impian sendiri. Impian mereka tidak
sesuai dengan kehendak Allah.
Impian yang selaras dengan kehendak Allah diperlihatkan dalam
bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yehezkiel. Dalam kitabnya
Yehezkiel mengungkapkan dialognya dengan Tuhan serta penglihatannya. Yehezkiel
menikmati penglihatan itu. Dia melihat kemuliaan Allah, yang tidak membuatnya
takut, melainkan sujud menyembah. Karenanya Allah berkenan padanya dan hendak
berbicara.
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyatakan kepada kita
bahwa rencana Tuhan sering kali tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita.
Hal ini membuat kita kecewa, marah kepada Tuhan, dan tak jarang sampai pergi
meninggalkan Tuhan. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita
mempercayakan seluruh hidup kita kepada rencana Tuhan. Dengan kata lain, kita
diminta untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Perlu kita sadari bahwa tidak
mungkinlah Tuhan berencana untuk mencelakakan kita. Tuhan selalu ingin kita
bahagia. Karena itulah, kita diajak untuk menyerahkan diri kita ke dalam
rencana Tuhan, sekalipun rencana itu membuat kita tak enak. Di balik kesedihan
yang kita alami, Tuhan mempunyai rencana indah bagi kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar