Senin, 07 Juli 2014

Renungan Hari Senin Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XIV, Thn A/II
Bac I    Hos 2: 13 – 15, 18 – 19; Injil           Mat 9: 18 – 26;

Tema sabda Tuhan hari ini adalah percaya. Percaya merupakan jawaban umat atas sapaan kasih Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Hosea, dilukiskan dengan sangat bagus soal kepercayaan itu. Memang di sana diuraikan sabda Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Hosea. Awalnya Tuhan menyampaikan situasi ketidaksetiaan umat Israel, namun Tuhan tetap menunjukkan kesetiaan-Nya. Malah Tuhan menjanjikan kehidupan layak bagi mereka, dengan catatan umat kembali percaya kepada-Nya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kehidupan bahagia yang dijanjikan Allah merupakan buah kepercayaan mereka kepada Tuhan Allah.

Kepercayaan juga menjadi inti sari dari kisah Yesus dalam Injil hari ini. Injil mengisahkan dua peristiwa mujizat besar. Pertama, seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan; dan kedua, putri dari seorang kepala rumah ibadat yang telah mati hidup kembali. Pada dua kisah ini ada kepercayaan. Pada kisah kedua, kepercayaan itu diungkapkan oleh kepala rumah ibadat itu. “Anakku perempuan baru saja meninggal, tapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Demikian ungkapan iman kepala rumah ibadat itu. Ia yakin kalau Tuhan Yesus meletakkan tangan-Nya atas putrinya, maka putrinya akan hidup. Ia sungguh percaya. Hal ini terlihat juga pada perempuan yang sakit pendarahan. “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Ia yakin Tuhan Yesus, sekalipun hanya jubah-Nya saja, dapat menyembuhkan penyakitnya. Dan buah kepercayaan mereka adalah hidup dan kesembuhan.

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa buah kepercayaan adalah kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan peduli pada umat-Nya, dan tak ingin membiarkan kita hidup dalam penderitaan. Tuhan ingin supaya kita bahagia. Namun pada kita dituntut sikap percaya kepada-Nya. Percaya kepada Tuhan mengandaikan bahwa hanya Tuhan-lah yang ada dalam hidup kita, tidak ada yang lain. Untuk itu dituntut kesetiaan. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar