NABI DANIEL
Daniel lahir kira-kira pada abad V SM. Keluarganya tergolong
keluarga bangsawan Yahudi yang terhormat. Kisah hidup masa kecilnya, demikian
juga saat kematiannya tidak diketahui dengan pasti. Ketika Yerusalem jatuh ke
tangan Bangsa Babylonia pada tahun 587 SM, beberapa pemuda dari keturunan raja
dan kaum bangsawan Yahudi dibawa ke Babylonia untuk bekerja sebagai pegawai di
istana raja. Syaratnya ialah mereka tidak boleh bercacat cela, berperawakan
baik, memahami berbagai hikmat, berpengetahuan luas dan mempunyai pengertian
tentang berbagai ilmu. Di Babylonia, pemuda-pemuda itu diajari tulisan dan
bahasa Kasdim agar dapat membantu raja.
Di antara mereka terdapat Daniel bersama tiga orang kawannya:
Hananya, Miseal dan Azarya. Ketiganya berasal dari suku Yehuda. Nama mereka
diganti dengan nama baru: Beltsazar (Daniel), Sadrakh (Hananya), Mesakh
(Miseal) dan Abednego (Azarya). Mereka dijamin dengan baik sekali oleh raja. Raja
memberi mereka makanan dari bagiannya sendiri, dan anggur pilihan yang biasa
diminum raja. Meskipun demikian, Daniel memutuskan tidak menajiskan dirinya
dengan makanan dan minuman raja itu. Sebagai pahalanya, Allah mengaruniakan
kepadanya kasih dan perlindungan dari pemimpin pengawai istana raja. Allah juga
memberikan kepada Daniel dan ketiga kawannya pengetahuan dan kepandaian tentang
berbagai tulisan dan hikmat. Daniel sendiri diberi berbagai penglihatan dan mimpi
(Dan 1: 8 – 17)
Dengan karunia-karunia itu, Daniel meramalkan datangnya
Kerajaan Mesianis Allah yang akan menggantikan kerajaan-kerajaan dunia (Kitab Daniel
bab 2). Cerita-cerita dari bagian pertama Kitab Daniel, misalnya tentang
pembebasan ketiga kawannya dari tanggul api yang menyala-nyala (bab 3) dan
pembebasan Daniel dari mulut singa (bab 6) menunjukkan kekuasan Allah atas
manusia. Daniel mengalami banyak penglihatan tentang kesulitan-kesulitan yang
mendahului pembangunan Kerajaan Mesianis Allah sebagaimana dilukiskan secara
panjang dalam bab 7 sampai 12 Kitab Daniel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar