Renungan Hari Jumat Biasa
X, Thn A/II
Bac I 1Raj 19: 9, 11 – 16; Injil Mat 5: 27 – 32;
Dalam Injil hari ini Yesus memberikan pengajaran yang
revolusioner. Sebelumnya, berkaitan dengan dosa seksual, orang selalu
menyalahkan kaum perempuan sebagai biang dosa atau sumber kejahatan seksual. Korbannya
adalah kaum pria. Namun dalam pengajaran-Nya, Yesus membalik pandangan itu.
“Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya.” (ay. 28). Demikianlah sabda Yesus. Ini berarti
akar dosa ada pada siapa yang melihat, bukan pada perempuan yang dilihat. Karena itulah,
Yesus meminta kepada kaum pria untuk membenah dirinya terlebih dahulu.
Cungkillah matamu jika ia menyesatkan (ay. 29).
Bacaan pertama menampilkan kisah Nabi Elia yang ketakutan
menghadapi orang-orang yang ingin membunuhnya. Nabi-nabi lain sudah dibunuh. (ay.
14). Karena takut, Elia lari bersembunyi. Artinya, ia meninggalkan jalan
hidupnya sebagai seorang nabi yang bertugas memberi pencerahan bagi umat
Israel. Karena itulah Tuhan Allah kembali meminta Elia untuk kembali ke
jalannya. “Pergilah, kembalilah ke jalanmu.” (ay. 15). Ini bisa diartikan
sebagai ajakan untuk kembali melaksanakan tugas perutusannya. Tidak perlu
takut. Agar Elia tidak merasa sendirian, Allah memintanya untuk mengurapi
Hazael, Yehu dan Elisa bin Safat.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berefleksi melihat
ke dalam diri kita. Seringkali terjadi, karena satu dua hal, kita melimpahkan
kesalahan pada orang lain atau sesuatu di luar diri kita. Kita takut mengakui kelemahan sendiri. Ketakutan
Elisa membuat dia lari bersembunyi. Dan ketakutan akan kelemahan seksual,
membuat kaum pria suka menyalahkan kaum perempuan sebagai penyebab kejahatan
dan dosa seksual. Tuhan hari ini, melalui sabda-Nya dalam bacaan liturgi,
hendak membongkar paradigma lama ini. Pusatnya ada di dalam diri kita, bukan
di luar diri kita atau orang lain. Tuhan meminta kita jangan cepat menyalahkan orang lain atau lari
bersembunyi. Tuhan menghendaki supaya kita terlebih dahulu melihat diri
sendiri.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar