Renungan Hari Sabtu
Biasa XXXII, Thn C/I
Bac I : Keb 18: 14 – 16, 19: 6 – 9; Injil : Luk 18: 1 – 8
Penulis Kitab Kebijaksanaan, dalam bacaan pertama,
menggambarkan tentang kemahakuasaan Allah sang pencipta dan pengatur. Kemahakuasaan
Allah membuat alam ciptaan menjadi teratur, sehingga umat manusia menjadi
takjub. Hal ini sudah dirasakan dan dinikmati oleh bangsa Israel. Yang dinikmati
bangsa Israel bukan hanya sekedar ketakjuban, melainkan juga keselamatan. Karenanya,
reaksi yang pantas bagi Allah adalah pujian yang dialamatkan kepadanya. Salah satu
bentuk pujian adalah doa.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan para murid-Nya
tentang doa. Lewat perupamaan hakim dan janda, Yesus mengajak mereka untuk
berdoa dengan tidak jemu-jemu. Tuhan pasti akan mendengarkan doa umat yang
selalu datang kepada-Nya. Dia tidak akan menelantarkan umat-Nya. Dengan ini,
Yesus bukan saja mau menekankan bahwa Allah itu peduli, tetapi juga mahakuasa.
Doa merupakan salah bentuk komunikasi iman antara umat
manusia dengan Allah. Dalam doa umat dapat menyampaikan pujian dan syukur serta
permohonan. Tak sedikit kita datang kepada Tuhan dengan membawa sekumpulan
permohonan. Dan tak jarang kita sedikit mendesak atau malah memaksa Allah
supaya permohonan kita dikabulkan. Pemaksaan ini menunjukkan bahwa kita ingin
instan. Ketekunan dan ketabahan kita tak bisa teruji. Sabda Tuhan hari ini
menuntut kita untuk memiliki ketabahan dan ketekunan dalam berdoa. Berdoalah dengan
tidak jemu-jemu.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar