Santa afra, martir
Afra menjalani kehidupannya di Augsburg, Jerman Barat,
sekitar tahun 300. Ia dikenal sebagai bekas pelacur yang bertobat dan menjadi
wanita Kristen yang giat dan penuh semangat dalam penghayatan iman kristen. Bagi
kita, Afra memberikan suatu teladan tobat yang luar biasa dan kepercayaan penuh
akan kerahiman Tuhan.
Keinsyafannya akan keberdosaan dirinya hingga ia bertobat
didorong oleh kesaksian saudara-saudaranya seiman sewaktu dianiaya karena
imannya. Semua harta miliknya yang diperoleh dengan cara aib itu
dibagi-bagikannya kepada orang-orang miskin dengan penuh ketulusan. Kecuali itu
ia bahkan menjadi seorang wanita Kristen yang giat dalam menghayati imannya.
Kegiatan-kegiatannya menyebabkan dia kemudian ditangkap dan
dipaksa mempersembahkan korban bakaran kepada dewa-dewi kafir. Kepada hakim
yang memaksanya untuk membawakan korban itu, Afra dengan tegas berkata, “Hidup masa lampauku memang tidaklah baik
menurut iman kristiani, namun sekarang aku mau menjalani hidupku sebagai
seorang Kristen sejati. Aku berani mencuci dosa-dosaku dengan darahku sendiri.”
Hakim itu coba membujuknya dengan berdalih bahwa ia sendiri seorang Kristen yang
berusaha membantu menyelamatkannya dari bahaya pembunuhan. “Bagaimana engkau tahu bahwa engkau sudah diterima dan diampuni Tuhan?”
Tanya hakim itu. Kata Afra, “Aku tahu
karena aku sekarang diperkenankan memberi kesaksian atas imanku di hadapan
orang banyak.”
Keberaniannya menantang hakim mengakibatkan dia dihukum mati.
Ia diikat dan dibawa ke sebuah pulau kecil di tengah sungai Lech dan di sana
dia dibakar hidup-hidup oleh para algojo. Sementara api menjilat tubuhnya yang
suci itu, ia berdoa dengan nyaring, “Tuhan
Yesus, terimalah tapa sengsaraku ini dan selamatkanlah aku demi api ini dari
api sengsara yang kekal.”
Afra meninggal pada tahun 340. Ibunya bersama tiga orang
pelayannya memungut sisa-sisa tulangnya dan memakamkannya dengan penuh hormat. Karena
hal ini kemudian diketahui oleh pada penguasa, ibunya dan tiga orang pelayan
itu ditangkap dan dibunuh juga.
sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar