SANTO YOHANES EUDES, PENGAKU IMAN
Pada awal abad ke-17 berkembanglah di Perancis sebuah gerakan
pembaharuan hidup rohani yang berpusat pada Kitab Suci. Gerakan mistik yang
didirikan oleh Kardinal de Berulle ini lazim disebut Oratorium sesuai dengan
nama tempat kelahirannya, yaitu sebuah Oratorium di Paris. Anggota-anggota
gerakan ini berusaha menghayati persatuannya dengan Tuhan melalui bacaan dan renungan
Kitab Suci serta kegiatan pewartaan sabda. Oratorium ini menghasilkan banyak
biarawan dan imam yang saleh. Seorang dari antara mereka itu ialah Yohanes
Eudes.
Yohanes lahir di Ri, dekat Argenta, Perancis, pada tahun
1601. Semenjak usia remajanya, ia sudah menunjukkan tanda-tanda kesalehan hidup
yang tinggi dan ketaatan pada kehendak Allah.
Pada umur 14 tahun, ia sudah berjanji hidup murni bagi Tuhan. Di sekolahnya,
yaitu sebuah kolese yesuit di Caen, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas,
cekatan dan saleh. Pendidikan yesuit yang diterimanya berhasil menanamkan dalam
dirinya panggilan hidup sebagai imam.
Pada tahun 1625, Yohanes ditahbiskan menjadi imam. Ia lalu
menggabungkan diri dengan imam-imam lain di dalam gerakan mistik Oratorium di
Paris. Di sana ia menjadi seorang pencinta Kitab Suci dan kegiatan pewartaan
sabda. Kotbah-kotbahnya serta retret yang diberikannya senantiasa menyenangkan
umat. Pengajarannya diteguhkan Tuhan dengan banyak mujizat sehingga umat
benar-benar yakin akan kebenaran kata-katanya.
Setelah 10 tahun giat sebagai anggota gerakan mistik
Oratorium, Yohanes memisahkan diri dan mengabdikan dirinya pada usaha
pendidikan imam. Ia mendirikan seminari-seminari di Coutances, Liseux, Rouen,
Evreux dan Rennes. Bagi pemudi-pemudi, ia mendirikan Serikat Suster-suster “Santa
Perawan Maria dari Karitas”. Cabang yang terkenal dari tarekat ini ialah
tarekat “Suster-suster Gembala Baik”, yang juga bekerja di Jatinegara, Jakarta.
Di tengah berbagai kesibukannya, Yohanes yang saleh ini tetap
memperhatikan kehidupan rohaninya sendiri dengan berdoa, bermatiraga dan
berpuasa. Jasanya yang terbesar ialah kegiatannya menyebarkan kebaktian kepada
Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria. Ia dikenal sebagai pemrakarsa dan
promotor kebaktian itu. Buku-buku yang ditulisnya mengenai kedua kebaktian itu,
antara lain: “Devosi Kepada Hati Kudus Yesus” diterbitkannya lama sebelum
peristiwa penampakan Yesus kepada Suster Margaretha Maria Alocoque. Memang dalam
Gereja, Yohanes Eudes tidak dipandang sebagai penganjur devosi kepada Hatri
Kudus Yesus, namun kegiatan-kegiatannya untuk memajukan devosi itu sangat
besar. Yohanes Eudes meninggal dunia pada tanggal 19 Agustus 1680. Penyerahan seluruh
dunia kepada Hati Tak Bernoda Maria oleh Paus Pius XII merupakan penghormatan
besar Gereja kepada Santo Yohanes Eudes. Ia dinyatakan ‘santo’ pada tahun 1925
oleh Paus Pius XI (1922 – 1939).
sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar