Santo miltiades, paus & pengaku iman
Miltiades lahir di
Afrika Utara pada tanggal yang tidak diketahui. Ia memimpin Gereja Kristus
sebagai paus dari tahun 311 sampai 314 menggantikan Paus Eusebius, yang
mengakhiri masa jabatannya pada tahun 309. Masa kepemimpinannya ini tergolong
suatu kurun waktu yang amat bergelora bagi umat kristen. Pada awal
kepemimpinannya Miltiades mengalami banyak kesusahan, baik dari lingkungan
Gereja sendiri maupun dari Kaisar Maksimianus. Namun hal itu tidak berlangsung
lama, karena semua kekerasan itu berakhir dengan naiknya Konstantin Agung,
putera Santa Helena ke atas takhta Kekaisaran Romawi pada tahun 312. Kenyataan itu
diperkuat lagi dengan terbitnya Edikta Milano pada tahun 313 yang memberi
kebebasan beragama kepada semua orang kristen di seluruh kekaisaran di bawah
perlindungan Konstantinus.
Pada masa
kepemimpinannya berkembanglah suatu aliran sesat di Kartago di bawah pimpinan
Donatus. Sesuai nama pencetusnya aliran sesat itu disebut Donatisme. Salah satu
ajarannya ialah bahwa sah tidaknya sakramen-sakramen tergantung pada suci
tidaknya si pemberi sakramen itu. Seandainya permandian diberikan oleh seorang
berdosa, maka permandian itu tidak sah.
Pertentangan Miltiades
dengan para Donatisme itu tampak mencolok pada waktu pengangkatan Sesilianus
menjadi Uskup Kartago menggantikan Uskup Kartago yang meninggal dunia. Semua imam
di keuskupan Kartago bersama segenap umat dengan suara bulat memilih Sisilianus
menjadi uskup yang baru. Miltiades mendukung pilihan itu, karena Sisilianus
dikenal sebagai imam yang setia pada iman yang benar dan agama katolik dan
apostolik. Namun kaum Donatisme tidak menyukai dan menolak Sisilianus. Bagi mereka
Sisilianus adalah pendosa besar dan oleh sebab itu ia tidak layak diangkat
sebagai uskup. Dikatakan demikian karena Sisilianus sudah menyangkal iman
kristen sewaktu terjadi penganiayaan terhadap umat kristen. Hal ini
bertentangan dengan ajaran mereka bahwa seorang berdosa tidak bisa melayani
sakramen-sakramen yang secara sah. Mereka berusaha memanfaatkan kesempatan ini
untuk mempertentangkan Kaisar Konstantin dengan Miltiades. Mereka mencoba
memutarbalikkan kuasa dan perlindungan Konstantin terhadap Gereja sebagai dasar
untuk mempengaruhi Konstantin agar turut berperan di dalam urusan-urusan
Gereja. Mereka menghadap Kaisar Konstantinus yang baru saja memeluk agama kristen
dan memohon agar kaisar turun tangan dalam menyelesaikan pertikaian mereka
dengan Paus Miltiades perihal pengangkatan Sesilianus sebagai Uskup Kartago. Mereka
lebih menghargai Kaisar Konstantin daripada Miltiades sebagai pimpinan
tertinggi Gereja Kristus.
Namun Kaisar Konstantin
tidak terpancing oleh taktik busuk mereka. Ia menyerahkan perkara itu kepada
Paus Miltiades dan meminta Miltiades untuk segera mengadakan suatu sinode
terbatas guna menyelesaikan masalah itu. Atas inisiatifnya sendiri, Miltiades
menyelenggarakan suatu konsili dengan melipatgandakan jumlah uskup peserta
dengan persetujuan Kaisar Konstantin. Konsili itu diselenggarakan pada bulan Oktober
313 di Istana Lateran. Dengan suara bulat konsili tetap mengangkat Sisilianus
sebagai Uskup Kartago dan menghukum aliran Donatisme. Miltiades dalam
kedudukannya sebagai paus mengekskomunikasikan Donatus dari Gereja.
Miltiades bertindak
bijaksana terhadap penganut paham sesat itu, sehingga banyaklah yang berpaling
ke pangkuan Gereja. Inilah yang menyebabkan
Santo Agustinus berkata, “Betapa mulia Paus ini! Sungguh-sungguh ia seorang
tokoh pencinta perdamaian dan Bapa umat kristiani.” Miltiades wafat pada tahun
314.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar