Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
Bac I : Dan
7: 9 – 10, 13 – 14 atau 2 Ptr 1: 16 – 19 ;
Injil : Mrk
9: 2 – 10
Hari ini adalah pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Injil hari ini mengisahkan peristiwa tersebut. Yang beruntung dapat melihat langsung kejadian itu adalah Petrus, Yohanes dan Yakobus. Ketiganya termasuk kelompok inti para rasul.
Dikatakan mereka "beruntung" karena apa yang mereka saksikan merupakan peristiwa langka. kelangkaan itu menimbulkan berbagai perasaan: kagusm terpesona, senang dan juga takut. Perasaan takut ini bukan dalam pengertian takut seperti ketakutan akan hantu atau semacam fobia. Perasaan takut di sini lebih dalam arti sikap gentar. Istilahnya tremendum. Sikap ini merupakan sikap religius yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli teologi agama, Rudolf Otto, dengan konsepnya "Numinosum tremendum et fascinosum".
Semua perasaan tersebut membuat Petrus, mewakili rekannya yang lain, mengungkapkan niatnya untuk mendirikan tenda. Dalam Injil diungkapkan bahwa mereka sangat bahagia.
Mendirikan tenda berarti niat untuk tetap tinggal di gunung itu atau di tempat di mana terjadi kejadian itu. Tujuannya agar bisa menikmati terus kebahagiaan itu lebih lama lagi dan hanya mereka saja yang menikmatinya. Dengan kata lain, ada niat Petrus dan kawan-kawan untuk memonopoli kebahagiaan itu. Jadi, ada semacam semangat egoisme.
Jelas sekali niat tersebut bertentangan dengan misi Yesus, karena niat tersebut menolak jalan yang harus ditempuh Yesus, yaitu jalan salib. Karena itulah, Yesus mengajak mereka untuk turun gunung sambil mengatakan rencana Allah, yakni "Anak Manusia bangkit dari antara orang mati." (ay 9). Tentulah rencana Allah ini tidak sesuai dengan keinginan ketiga rasul itu.
Lewat Injil hari ini, Yesus mau mengajak kita untuk mau siap menerima rencana Tuhan dalam kehidupan kita, sekalipun rencana Tuhan itu bertentangan dengan keinginan dan harapan kita. Yang perlu diingat dan disadari adalah bahwa Tuhan selalu punya rencana yang baik buat umatnya. Rencana Tuhan indah. Tuhan tidak ingin umatnya menderita. Oleh karena itulah, Sabda Tuhan mau menyadarkan kita akan rencana Tuhan itu pada hidup kita. Tuhan meminta agar kita mau mendahulukan rencana-Nya dalam hidup kita daripada rencana kita sendiri. Pertanyaannya, beranikah kita??
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar