Kamis, 29 Mei 2025
Menjawab Tuduhan Islam: Allah Berdoa Kepada Allah
Selasa, 27 Mei 2025
Saatnya Menjadi Waras. Jangan Cuma Berani Mengkritisi Habib
Sabtu, 24 Mei 2025
KETIKA MENTAL ABS MERASUK KE GEREJA
Pada jaman rezim Soeharto, kita
kenal istilah “Asal Bapak Senang” alias ABS. Istilah ini dikenakan kepada
Presiden RI, Soeharto. Maksud dari istilah ini adalah bawahan-bawahan Soeharto
selalu memberi laporan yang baik dan bagus dengan tujuan supaya Soeharto
senang. Apapun keadaan dan situasinya, laporannya selalu yang baik dan bagus.
Presiden tidak suka jika ada
berita negatif tentang negeri ini. Presiden akan marah kalau mendengar berita
buruk itu. Tentulah, pemberi laporan akan sedikit mendapat teguran dan ancaman.
Oleh karena itu, para menteri berusaha memberikan laporan yang positif, bukan
hanya untuk menghindari dari teguran dan amarah, melainkan juga supaya presiden
senang. Dari sinilah muncul istilah ABS itu.
Bisa dikatakan bahwa metode
“Asal Bapak Senang” menutup mata dan telinga presiden akan situasi dan kondisi
bangsa yang sebenarnya. Presiden tidak akan tahu bahwa ada rakyat yang
kekurangan makanan atau anak sekolah terlantar. Bawahan-bawahan presiden selalu
memberi laporan bahwa rakyat hidup damai sejahtera dan pendidikan Indonesia
maju.
Metode Asal Bapak Senang ini
ternyata bukan hanya ada dalam dunia sekular (politik kenegaraan). Di kehidupan
Gereja juga bisa ditemui metode dan juga sekaligus mental ABS ini. Mungkin
istilahnya tidak ABS melainkan AUS (Asal Uskup Senang).
RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH VI, THN C
Renungan
Hari Minggu Paskah VI, Thn C
Bac
I Kis 15: 1–2, 22–29; Bac II Why 21: 10–14, 22–23;
Injil Yoh 14: 23 – 29
Kalau kita membaca dan
merenungkan bacaan pertama hari ini, kita dapat mengetahui sedikit situasi
jemaat perdana yang ada di luar Yerusalem. Para jemaat, yang belum lama
menerima pengajaran tentang Kristus dan telah menerima Kristus, mengalami dilema
dalam hidup terkait iman akan Kristus. Ada orang-orang menyebarkan ajaran
terkait dengan Kristus tapi bertentangan dengan apa yang pernah disampaikan
oleh para rasul. Hal ini membuat jemaat merasa gelisah dan goyah imannya. “Kami
telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat
pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran
mereka” (ay.24). Karena itulah, para rasul menyampaikan pesan lewat Rasul Paulus,
Barnabas, Silas dan Yudas. Pesan para rasul ini sejalan dengan pesan Yesus. Dalam
Injil Yesus berpesan, “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (ay. 27c). Para murid-Nya
tak perlu gelisah dan gentar, karena ada Roh Kudus “yang diutus Bapa dalam
nama-Ku” (ay. 26). Roh Kudus ini akan mengingatkan para murid akan semua yang
pernah dikatakan Yesus.
Yohanes, dalam kitab Wahyu
yang menjadi bacaan kedua, secara tidak langsung merefleksikan persoalan yang
ada dalam bacaan pertama dan nasehat Yesus dalam Injil. Yohanes hendak
mengingatkan jemaatnya bahwa iman mereka itu didasarkan pada iman para rasul. Kota
yang kudus (ay. 10) dalam penglihatan Yohanes adalah Gereja. Lalu Yohanes
menulis bahwa “tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya
tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba” (ay. 14). Karena itu,
jika umat menemukan ajaran iman yang bertentangan dengan ajaran para rasul,
dengan sendirinya umat tak perlu gelisah dan gentar. Langsung tolak. Roh Kudus
akan mengingatkan mereka akan hal itu.
Dewasa ini para murid Kristus
masih terus menghadapi ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ajaran para rasul.
Hal itu bisa datang dari kalangan islam, bisa juga dari kalangan protestan. Tak
sedikit ustad-ustad dan juga pendeta-pendeta menyampaikan pengajaran yang
membuat umat katolik gelisah dan gentar. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita
untuk tidak usah gelisah dan takut. Yesus sudah menjanjikan Roh Kudus yang akan
mengingatkan kita akan pengajaran Yesus yang diwartakan para rasul.
by: adrian
Rabu, 21 Mei 2025
Menjawab Tuduhan Islam tentang Keallahan Yesus
Senin, 19 Mei 2025
RELEVANSI WARTA NABI YEHEZKIEL UNTUK PARA IMAM MASA KINI
Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan para imam, yang adalah gembala-gembala umat. Bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu. Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah imam-imam, yang menggembalakan dirinya sendiri! Seharusnya domba-domba yang digembalakan oleh mereka.
Dewasa kini banyak imam hanya
menikmati susu dari dombanya, dari bulunya mereka buat pakaian, yang gemuk
disembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak digembalakan. Yang lemah tidak
mereka kuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak mereka balut, yang
tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak dicari, melainkan diinjak-injak
dengan peraturan dan kepentingan pribadi.
Dengan demikian umat-Ku
berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala
binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di
semua bukit yang tinggi, tanpa ada yang memperhatikan atau yang mencarinya.”
Tiga paragraf di atas merupakan
nubuat Nabi Yehezkiel versi masa kini. Kita dapat melihat versi aslinya
dalam Yehezkiel 34: 1 – 6. Artinya, nubuat Nabi
Yehezkiel ini sangatlah relevan untuk kehidupan Gereja dewasa ini, teristimewa
buat para imamnya.
Sabtu, 17 Mei 2025
RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH V, THN C
Renungan
Hari Minggu Paskah V, Thn C
Bac
I Kis 14: 21 – 27; Bac II Why 21: 1 – 5;
Injil Yoh 13: 31 – 35
Bacaan-bacaan liturgi masa
paskah umumnya memberi tekanan pada warta para rasul Kristus mewartakan
kebangkitan Tuhan Yesus. Kisah-kisah tersebut menjadi relevan buat murid-murid
Kristus di masa kini dan masa depan. Misalnya seperti dalam bacaan pertama. Dalam
Kisah Para Rasul Paulus dan Barnabas menjalankan karya misioner, pergi ke
mana-mana supaya jemaat yang telah dibangun “bertekun di dalam iman” (ay. 22). Sebagaimana
yang sudah diketahui, pusat pewartaan para rasul adalah Allah yang mengasihi
manusia dengan mengorbankan Putra Tunggal-Nya agar manusia memperoleh hidup
kekal. Pengorbanan Putra Tunggal Allah itu terjadi pada peristiwa salib. Warta ini
ternyata diterima dan dipercaya juga oleh bangsa-bangsa lain juga (bdk. ay.
27). Karena itu, frasa “bertekun di dalam iman” berarti umat diajak untuk teguh
percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib merupakan bukti cinta Allah kepada
manusia.
Yohanes, dalam kitab Wahyu
yang menjadi bacaan kedua, membahasakan lain soal “bertekun di dalam iman”. Jika
Kisah Para Rasul melihatnya tentang kasih Allah yang terlihat dalam kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus, Kitab Wahyu melihatnya sebagai efek dari kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Yohanes kematian dan kebangkitan Yesus
membawa efek kebaruan. Ini seperti yang dikatakan Dia yang duduk di atas
takhta, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (ay. 5). Karena itu,
jadilah langit dan bumi yang baru (ay. 1), Yerusalem yang baru (ay. 2), dan
yang terutama adalah hidup manusia yang baru karena mendapatkan penebusan. Karena
itu, Kitab Wahyu mengajak umat untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di
salib membawa kebaruan dalam hidup, dan kita harus setia menjaga kebaruan itu.
Bagaimana kita bisa setia bertekun
di dalam iman? Bagaimana kita bisa tetap setia menjaga kebaruan yang diberikan
Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya? Secara sederhana, bagaimana kita
dapat membuat supaya kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib sebagai
ungkapkan kasih Allah kepada kita tidak menjadi sia-sia? Pertanyaan ini dijawab
oleh Yohanes dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil Yesus memberi perintah
baru, yaitu supaya kamu saling mengasihi (ay. 34). Jadi, dengan hidup dalam
kasih kita telah bertekun dalam iman dan tetap hidup dalam kebaruan.
by: adrian
Jumat, 16 Mei 2025
Menjawab Tuduhan Islam tentang Ajaran Trinitas
Selasa, 13 Mei 2025
APA MOTIVASI TUDUHAN-TUDUHAN ISLAM KEPADA KRISTEN
Jumat, 09 Mei 2025
Memahami Frasa Alquran: "Dia Cuma Mengada-ada Saja"
Rabu, 07 Mei 2025
INILAH YANG DIKATAKAN ORANG JAMAN MUHAMMAD TENTANG ALQURAN
Penolakan atas alquran dan kenabian muhammad sudah terekam sejak jaman muhammad. Hal itu dapat dibaca dalam alquran sendiri. Ada 3 ayat dalam 3 surah berbeda yang merekam perkataan-perkataan orang-orang kafir yang mengindikasikan penolakan itu. Karena ketiga surah itu masuk dalam kelompok surah makkiyyah, maka bisa dipastikan bahwa perkataan-perkataan itu diucapkan orang-orang kafir di Mekkah.
Senin, 05 Mei 2025
INI PENYEBAB MUNCULNYA RASA TRAUMA
Selama ini Ruben melatih sendiri
mengendarai mobil. Ia berlatih di halaman rumah yang memang luas. Karena sudah
merasa bisa, Ruben coba memberanikan diri membawa mobil di jalanan. Awalnya ia
merasa nyaman. Kebetulan hari itu hari Minggu. Jalanan sepi. Ia dapat dengan
tenang mengendarai mobilnya.
Pengalaman hari Minggu itu
membangkitkan rasa percaya diri Ruben. Karena itu, ia memutuskan hari Senin ia
akan mencoba sekali lagi. Itulah hari naas baginya. Ia mengalami kecelakaan. Ia
menambrak pengendara sepeda motor dan turut andil menyebabkan terjadinya
kecelakaan lain. Akibat kecelakaan itu, dua orang tewas, 4 orang luka-luka,
mobilnya rusak parah dan dia sendiri sibuk berurusan dengan polisi.
Peristiwa itu menimbulkan
ketakutan dalam hati Ruben terhadap mobil atau mengendarai mobil. Melihat mobil
saja ia sudah keringat dingin, apalagi menaikinya. Sejak saat itu, Ruben tidak
pernah naik mobil ataupun mengendarai mobil. Tidak ada niat dalam dirinya untuk
belajar lagi.
Pengalaman Ruben adalah contoh
rasa trauma. Hampir setiap orang pasti memiliki rasa trauma. Pengalaman
traumatis dapat menyebabkan timbulnya fobia. Ada orang fobia pada ular, karena
pada waktu masih kecil ia mengalami ketakutan berhadapan dengan ular. Ada juga
orang fobia pada air tergenang, karena dulu ia nyaris mati tenggelam di kolam
renang. Dan masih banyak fobia-fobia lainnya.
Sabtu, 03 Mei 2025
TIGA PILAR AGAMA ISLAM
Umumnya orang tahu bahwa dengan mengucapkan 2 kalimat syahadatain, yang berbunyi tiada tuhan selain auloh dan Muhammad adalah rasul auloh, seseorang sudah menjadi islam. Hal ini mengibaratkan seolah-olah islam itu hanya ditentukan oleh 2 kalimat tersebut. Tentulah hal tersebut membuat dangkal akan keislamannya. Untuk mengenal dan mengetahui islam itu orang wajib tahu tiga pilar islam.
Ada 3 pilar untuk mengenal
agama islam. Ketiga pilar itu adalah Allah swt, alquran dan nabi Muhammad. Umati
slam atau mereka yang mau memeluk agama islam wajib menerima Allah swt sebagai
Tuhan, alquran sebagai kitab suci dan Muhammad sebagai nabi. Menolak salah satu
atau ketiganya maka akan digolongkan ke dalam kaum kafir.
Buku “Tiga Pilar Islam: Pengantar
kepada Pengenalan Agama Islam” membantu orang untuk mengenal seperti apa itu
agama islam. Buku ini mengurai satu persatu ketiga pilar tersebut. Bab 2
mengurai tentang Allah swt. Di sini diuraikan gambaran wajah Allah swt itu. Sumbernya
adalah alquran, yang merupakan wahyu-Nya. Bab 3 mengurai tentang pilar kedua,
yaitu alquran. Sedangkan bab 4 membahas pilar ketiga.
Untuk membaca atau mendownload
e-book ini, silahkan klik link di bawah ini
https://www.scribd.com/document/795598038/Tiga-Pilar-Islam-Ed-Revisi