Renungan
Hari Rabu Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 4: 11 – 19; Injil Mrk 9: 38 – 40
Dapat dikatakan tema Sabda
Tuhan dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah kebijaksanaan. Ini dengan
sangat jelas dan tegas disuarakan oleh penulis Kitab Putra Sirakh dalam bacaan
pertama. Di sini kita diajak untuk senantiasa memeluk kebijaksanaan. “Memeluk”
di sini berarti kita, seperti kata penulis Kitab Putra Sirakh, mencintai (ay
12), melayani (ay 14), percaya (ay 16), sehingga hidup kita pun dituntun (ay
17). Secara sederhana, lewat Kitab Putra Sirakh ini, Tuhan menghendaki supaya
pikiran, perkataan, hidup dan perbuatan kita selalu diserapi oleh
kebijaksanaan.
Dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus mengajak para murid-Nya untuk berlaku bijaksana. Ini berawal dari laporan
Yohanes tentang seseorang melakukan pengusiran setan demi nama Yesus, tapi
dicegah para murid hanya karena orang itu tidak termasuk kelompok para murid
Yesus. Di sini ada kesombongan dalam diri para murid Yesus. Seolah-olah
kewenangan dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh mereka saja. Tuhan Yesus
membuka wawasan mereka. “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”
(ay40). Di sini para murid diminta untuk bersikap bijaksana. Dengan sikap itu
mereka dimampukan untuk melihat kebaikan dan kharisma dalam diri orang lain.
Pesan sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini kiranya jelas. Tuhan menghendaki supaya dalam
kehidupan kita senantiasa berlaku bijaksana. Salah satu musuh kebijaksanaan
adalah kesombongan, karena kesombongan akan membutakan mata kita untuk dapat
melihat kebaikan dan kharisma yang ada di luar diri kita. Kesombongan hanya
menuntun kita untuk melihat diri kita sendiri. Dengan menyingkirkan sifat
sombong, maka kebijaksanaan akan dapat tumbuh bersemi dalam hati kita, sehingga
pikiran, perkataan, hidup dan perbuatan kita pun akan diwarni oleh
kebijaksanaan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar