Tentu kita pernah melihat seorang anak kecil
bersikap seperti biasa ketika ada salah seorang anggota keluarganya meninggal
dunia. Anak itu bermain seperti biasa. Tidak ada kesedihan dalam dirinya. Hal ini
disebabkan karena anak belum memahami konsep kematian. Dalam bukunya PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock membeberkan kategori konsep yang umum pada akhir masa anak-anak (hlm
164).
Kehidupan
Meskipun beberapa anak sulit untuk mengerti bahwa banyak hal yang bergerak
– seperti sungai, misalnya – bukan merupakan sesuatu yang hidup, namun mereka
semakin sadar bahwa gerakan bukanlah satu-satunya criteria dari kehidupan.
Kematian
Anak yang mengalami kematian anggota keluarga atau matinya hewan
peliharaan, mempunyai pengertian yang baik tentang makna kematian, dan bobot
emosi dari konsepnya tentang kematian diwarnai oleh reaksi-reaksi orang di
sekitarnya.
Kehidupan setelah Mati
Konsep kehidupan setelah mati terutama bergantung pada perintah agama yang
diterima anak dan pada apa yang diyakini oleh sesame temannya.
Fungsi-fungsi Tubuh
Sampai anak mulai mempelajari kesehatan di sekolah dasar, banyak konsep
tentang fungsi tubuh yang kurang tepat dan kurang lengkap, terutama tentang
fungsi tubuh internal.
Ruang
Dengan menggunakan skala dan penggaris, anak mempelajari apa arti dari ons,
pon, inci, kaki dan bahkan mil. Dari laporan tentang penjelajahan ruang dalam
media massa, anak-anak mengembangkan konsep tentang ruang angkasa.
Bilangan
Bilangan memperoleh arti baru setelah anak menggunakan uang dan memecahkan
soal-soal berhitung. Pada saat berusia sembilanan atau sepuluh tahun, anak
mengerti konsep bilangan sampai lebih dari 1.000.
Hubungan Sebab – Akibat
Konsep tentang penyebab fisik biasanya berkembang lebih dahulu daripada
konsep tentang penyebab psikologis. Misalnya, anak-anak lebih dulu mengerti apa
yang menyebabkan hujan atau salju daripada apa yang menyebabkan seseorang
menjadi marah.
Uang
Anak mengerti nilai berbagai uang logam dan uang kertas bilamana ia mulai
menggunakan uang. Kesempatan untuk menggunakan uang sengat beragam dan lebih
besar pada keluarga yang status sosial ekonominya lebih rendah daripada yang
tinggi.
Waktu
Jadwal sekolah yang ketat memungkinkan anak mengembangkan konsep tentang
apa yang dapat dicapai dalam jangka tertentu. Pelajaran pengetahuan sosial di
sekolah dan media massa akan membantu anak mengembangkan konsep kronologi
sejarah.
Diri
Konsep anak tentang diri sendiri semakin jelas ketika ia mengenal dirinya
sendiri melalui pandangan guru-guru dan teman-teman sekelas dan ketika ia
membandingkan kemampuan dan prestasinya dengan kemampuan dan prestasi
teman-temannya.
Peran Seks
Sebelum masa kanak-kanak berakhir, selain mengembangkan konsep yang jelas
tentang peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan anak perempuan, anak
juga belajar bahwa peran pria dianggap lebih berwibawa daripada peran wanita.
Peran Sosial
Anak yang lebih tua sadar akan sosial, agama, ras dan status sosial-ekonomi
dari teman sebaya mereka dan mereka menerima stereotip budaya dan sikap dewasa
terhadap status ini. Hal ini menimbulkan kesadaran kelompok dan dalam beberapa
hal, terhadap prasangka sosial.
Keindahan
Anak cenderung menilai keindahan sesuai dengan standar kelompok, bukan
sesuai dengan standar kehidupannya sendiri. Apa yang oleh kelompok dianggap
indah atau baik, diterima sebagai konsepnya sendiri.
Kelucuan
Konsep anak tentang kelucuan sebagian berdasarkan pada pengamatan yang
dipandang lucu oleh orang lain dan sebagian pada penangkapannya sendiri,
seperti teka-teki.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar