Rabu, 04 Desember 2019

PAUS FRANSISKUS: GEREJA MENDERITA BERSAMA PASANGAN MENIKAH YANG ALAMI KRISIS


Paus Fransiskus menerima para peserta Kursus Pembinaan Perlindungan Pernikahan dan Perhatian Pastoral bagi pasangan menikah yang mengalami krisis, yang diselenggarakan oleh Rota Romana. Paus Fransiskus mengatakan kepada mereka bahwa Gereja selalu dan hanya mengupayakan kebaikan dari mereka yang sedang menghadapi kesulitan pernikahan.
Saat menyambut sekitar 400 peserta kursus itu, 30 November 2019, Paus Fransiskus langsung mengatakan, tema kursus itu menggabungkan dua aspek penting: perlindungan pernikahan dan perhatian pastoral bagi pasangan yang mengalami krisis. Kesulitan pernikahan saat ini, kata Paus Fransiskus, “berasal dari berbagai sebab: psikologi, fisik, lingkungan, budaya ..., dan terkadang disebabkan oleh penutupan hati manusia untuk mencintai, oleh dosa yang menyentuh kita semua.” Oleh karena itu, lanjut Paus Fransiskus, ketika Gereja menjumpai kenyataan-kenyataan pasangan-pasangan yang menghadapi kesulitan ini, pertama-tama Gereja menangis dan menderita bersama mereka.
Gereja, ujar Paus Fransiskus, tidak pernah “impersonal atau dingin menghadapi kisah-kisah hidup menyedihkan dan bermasalah ini. Karena alasan ini, bahkan dalam prosedur kanonik dan yurisprudensialnya, Gereja selalu dan hanya mencari kebaikan dari mereka yang menghadapi kesulitan pernikahan.” Paus Fransiskus kemudian mengatakan, itulah sebabnya setiap lembaga gerejawi, yang menghadapi pernikahan bermasalah, “pertama-tama harus selalu mempercayakan diri mereka sendiri kepada Roh Kudus, sehingga, dengan dibimbing-Nya, mereka bisa mendengarkan dengan kriteria yang tepat, dan dapat memeriksa, mencermati dan menilai.”
Sakramen pernikahan “tak bisa diberikan tanpa persiapan,” ujar Paus Fransiskus seraya mengatakan, pasangan-pasangan kristiani yang bersiap untuk menikah harus “memelihara dan semakin meningkatkan dalam diri mereka sendiri panggilan khusus untuk menjadikan diri mereka sendiri model pasangan kristiani.”
Tetapi Paus Fransiskus juga menekankan, uskup, atau pastor paroki, yang mempersiapkan pasangan bertunangan untuk menerima sakramen itu, “harus membantu mereka menjadi sel-sel umat paroki yang merasul dan menghidupkan.” Paus Fransiskus berkonmentar, “orang-orang kudus yang menikah, Aquilla dan Priswcilla, sahabat-sahabat dan teman kerja Santo Paulus, adalah contoh yang indah dari panggilan untuk kerasulan hidup bersama ini. Gereja, dalam struktur parokinya, tegas Paus Fransiskus, “secara konkret merupakan komunitas keluarga-keluarga, yang dipanggil untuk menjadi, seperti Aquila dan Priscilla, saksi-saksi Injil di wilayah itu..

sumber: Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar