Senin, 29 April 2019

MENGKRITISI PENERAPAN KOMUNITAS BASIS GEREJAWI


Pasca sinode kedua, Keuskupan Pangkalpinang sangat getol dengan Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Oleh sinode, KBG telah dijadikan locus dan mode pastoral di seluruh wilayah keuskupan, sekalipun KBG bukan merupakan visi Keuskupan Pangkalpinang. Topik KBG inilah yang disajikan blog budak-bangka 2 tahun lalu, persisnya pada 29 April 2017, lewat tulisan berjudul “KBG: Karya Allah atau Iblis”. Judul tulisan itu sungguh sangat provokatif. Ada kesan bahwa tulisan tersebut merupakan refleksi penulis atas perjalanan KBG pasca sinode keuskupan.
Tanpa membaca isi tulisan tersebut pastilah pembaca akan segera menjawab bahwa Komunitas Basis Gerejawi merupakan karya Allah, karena dihasilkan melalui sebuah sinode yang dihadiri umat, imam dan juga uskup. Akan tetapi, setelah membaca tulisan tersebut, pembaca akan dibuat terperangah akan argument-argumen dan logika-logika yang terkandung didalamnya. Disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga pembaca merasa enak untuk membacanya. Selain itu, pembaca tak membutuhkan waktu yang lama untuk membaca tulisan ini, karena tulisan ini disajikan secara singkat, jelas dan tak bertele-tele.
Sekalipun judul tulisan berbentuk pertanyaan, namun penulis tidak memberikan jawaban secara langsung dalam tulisannya. Jawaban itu ada pada pembaca. Dengan membaca tulisan ini, para pembaca, khususnya umat Keuskupan Pangkalpinang, akan mendapatkan pencerahan sejauh mana dirinya telah menghidupi KBG itu. Untuk mengetahui isi tulisan 2 tahun lalu itu, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar