SANTO PAMPHILUS SESAREA, MARTIR
Pamphilius lahir di Berytus,
Phoenica (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240, dari sebuah keluarga
terkemuka dan kaya. Pamphilius mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah
sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik
Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti
Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea, ibukota Palestina. Tak lama
setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia
menetap di sana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan
orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir sekitar tahun
309/310.
Pamphilius seorang imam,
dosen, ekseget dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku
yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpusatakaan
besar yang telah dirintis Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi
berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan Kitab
Suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah
seorang muridnya – yang kemudian dijuluki Bapa Sejarah Gereja – sangat akrab
dengannya. Bersama dia, Pamphilius menulis sebuah biografi tentang gurunya
(buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada
pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya
menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab
Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa
itu. koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan
ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang
lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada
informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pamphilius ini. Sayang sekali
bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh
orang-orang Arab pada abad ketujuh.
Kira-kira antara tahun 307
dan 308 Pamphilius ditangkap, dipenjarakan dan disiksa karena imannya.
Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius – yang juga dipenjarakan –
menulis sebuah apologi untuk membela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan
ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban persembahan kepada
dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maiminus Daza, ia dipenggal
kepalanya antara tahun 309 atau 310.
sumber: Orang Kudus
Sepanjang Tahun
Baca juga riwayat Orang Kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar