Santo Hieronimus, Imam & Pujangga Gereja
Eusebius
Hieronimus Sophronius lahir di Stridon, Dalmatia pada tahun 342. Ayahnya,
Eusebius, adalah seorang beriban kristen yang saleh hidupnya dan dikenal luas
sebagai tuan tanah yang kaya raya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan
kebiasaan-kebiasaan hidup kristiani dan kebiasaan kerja keras. Ketika
Hieronimus berusia 12 tahun, ia mengirimnya ke Roma untuk belajar ilmu hukum
dan filsafat. Studinya berjalan lancar, hanya cara hidupnya tidak tertib karena
terpengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu.
Untungnya bahwa ia lekas sadar dan bertobat dari cara hidupnya yang tidak
tertib itu. Pada saat itulah ia meminta dipermandikan oleh Paus Liberius.
Rahmat permandian yang diterimanya terus dihayati dengan banyak berdoa dan
berziarah ke makam para martir dan para rasul bersama kawan-kawannya. Kehidupan
rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun
370 ia berangkat ke kota Aquileia dan tinggal di sana beberapa lama untuk
mendapat bimbingan dari Valerianus, seorang uskup saleh. Dari sana ia pindah ke
kota Antiokia. Empat tahun lamanya ia hidup di dalam kesunyian padang gurun
untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan doa dan puasa. Di bawah bimbingan
seorang rabbi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.
Berkat
kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia dianggap layak untuk ditahbiskan
menjadi imam. Peristiwa itu terjadi di Antiokia pada tahun 379. Setelah menjadi
imam, Hieronimus pergi ke Konstantinopel karena tertarik pada cara hidup Santo
Gregorius dari Nazianza. Ia memperoleh banyak pengalaman dari Gregorius bagi
peningkatan hidupnya. Hieronimus kemudian berangkat ke Roma dan di sana ia
menjadi sekretaris pribadi Sri Paus Damasus (366 – 384).
Karena
pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam
bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus Damasus untuk
membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani
ke dalam bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas suci ini, ia pindah ke Betlehem,
tempat kelahiran Yesus. Ia tinggal di sana selama 30 tahun untuk bekerja,
belajar dan bersemadi. Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan
Aramik ke dalam bahasa Latin, sedangkan Perjanjian Baru diterjemahkannya dari
bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan
disukai banyak orang. Oleh karena itu terjemahannya disebut Vulgata, yang
berarti populer, dan sampai kini masih dianggap sebagai terjemahan yang resmi
dan sah oleh Gereja.
Selain
terkenal luas karena hasil terjemahannya, Hieronimus juga dikenal luas sebagai
seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaah dan pembimbing rohani. Dari
segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam
berbagai masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Di Betlehem Hieronimus mendirikan
dua buah biara dan memimpinnya selama berada di Betlehem. Satu dari dua biara
itu diperuntukkan bagi pada biarawati di bawah pimpinan Santa Paula dan kelak
oleh Santa Eustachia. Dua biara itu kemudian dibakar oleh para pengikut bidaah
Pelagianisme. Kendatipun tertimpa kesedihan besar, Hieronimus terus giat
menulis dan mengajar hingga wafatnya pada tahun 420. Ia dinyatakan oleh Gereja
sebagai orang kudus sekaligus sebagai seorang pujangga Gereja yang besar.
sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar