Renungan
Hari Selasa Biasa IX, Thn B/I
Bac
I Tob 2: 9 – 14; Injil Mrk 12: 13 – 17;
Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang hak dan kewajiban. Dalam Injil hal ini terlihat dalam pernyataan Tuhan Yesus kepada orang Farisi dan Herodian yang hendak mencobai-Nya soal kewajiban membayar pajak kepada kaisar. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (ay. 17). Di sini terlihat jelas bahwa kalau sesuatu itu sudah menjadi hak kaisar, maka rakyat wajib memberinya; demikian pula jika sudah menjadi hak Allah, adalah kewajiban umat untuk memberi kepada Allah. Di balik pernyataan-Nya ini, Tuhan Yesus bukan hanya mau mengajarkan soal pemisahan hak Allah dan kaisar, tetapi juga agar orang tidak merampas hak itu.
Pesan
Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mencobai Dia, terlihat juga dalam
pernyataan Tobit kepada isterinya. Dalam bacaan pertama hari ini dikisahkan bahwa
Tobit mengalami kebutaan total. Karena tidak bisa bekerja, terpaksalah
isterinya yang bekerja. Dikisahkan suatu hari isterinya pulang kerja dengan
membawa kambing. Ketika Tobit mengetahui ada kambing di rumahnya, langsung ia
meminta isterinya untuk mengembalikan kambing itu, karena kambing itu dilihat
sebagai bukan hak isterinya. Di sini Tobit mau mengajarkan isterinya untuk puas
dengan haknya saja, yaitu upah kerja.
Sabda
Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk melihat apa hak kita. Kalau kita sudah
mengetahui hak-hak kita, cukuplah puas dengan apa yang menjadi hak kita. Ketidakpuasan
akan melahirkan kejahatan. Misalnya seperti korupsi. Orang melakukan korupsi
karena tidak puas dengan apa yang menjadi haknya (gaji). Contoh lain seperti perselingkuhan
atau poligami. Orang selingkuh karena tidak puas dengan apa yang menjadi haknya
(isteri). Tuhan juga mengajak kita untuk mengetahui apa kewajiban kita. Kalau kita
sudah mengetahuinya, lakukanlah. Jangan menunda apalagi menahan. Karena menahan
kewajiban dapat juga berarti kita mencuri hak orang lain.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar