Selasa, 30 Desember 2014

(Refleksi) Pesan Bunda Maria Menyambut Tahun Baru

MEREKA MABUK KEHAMPAAN
Pengantar

Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi dan Bunda Maria. Wawancara batin adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah komunikasi inderawi. Dalam wawancara batin ini orang tidak mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan tidak ada sesuatu yang bisa disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan karunia dalam wujud pesan yang disampaikan Allah supaya kita laksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dimana kebebasannya tetap terjaga, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin itu, meski terjadi pada tahun 1973, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini, secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa sekarang.

Semuanya tergantung sejauh mana hati kita terbuka mencerapnya.

Bunda Maria Berpesan:

“Pada saat ini betapa banyak orang yang merayakan datangnya tahun baru dengan hiburan-hiburan yang sebagian besar hampa dan bertentangan dengan martabat luhur makhluk yang dikasihi dan ditebus oleh Puteraku.

Mereka, anak-anakku yang malang ini, menjadi mabuk dengan kehampaan, dan betapa tidak bahagianya mereka.

Untuk kamu, tetaplah waspada; berdoalah juga bagi mereka. Dengan tahun baru ini, saat-saat yang menentukan kini mendekat; peristiwa-peristiwa besar menanti kamu. Maka, awalilah tahun baru ini dengan bersujud, berdoa bersamaku.”
31 Desember 1973
diedit dari : Marian Centre Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih Bunda Maria. (hlm 111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar